A Day (2017)

90 min|Drama, Mystery, Thriller|15 Jun 2017
6.8Rating: 6.8 / 10 from 3,053 usersMetascore: N/A
A mystery drama revolving around a father who commits an unethical act in an attempt to save his daughter's life. Three years later, his actions return to haunt him, trapping him in an endless time loop.

*ulasan film mengandung sedikit spoiler!

A Day (Haroo) adalah film produksi Korea Selatan garapan sineas Cho Sun-ho yang dibintangi Kim Myung-min dan Byun Yo-han. Film aksi drama-fantasi produksi CGV Arthouse ini secara unik menggunakan plot berulang atau “loop” plot. Walau bukan formula baru, namun secara inovatif, A Day mampu membuat formula ini menjadi lebih segar dari sebelumnya.

Alkisah, Kim Joon-young adalah seorang dokter ternama di negaranya yang kini tengah kembali setelah dinas bersama PBB beberapa waktu lamanya. Begitu tiba, Kim berniat bertemu dengannya putrinya, Eun-Jun yang kesal karena ayahnya seolah lupa hari ini adalah ulang tahunnya. Di tengah perjalanan, Kim melihat kecelakaan sebuah taksi dan mencoba menolong sang sopir. Namun, tanpa ia duga ternyata sang putri pun ikut tewas dalam kecelakaan tersebut. Sejak momen itulah sebuah peristiwa unik terjadi. Waktu kembali beberapa jam sebelumnya, dan setiap kali itu pula Kim berusaha menyelamatkan putrinya, namun usahanya selalu sia-sia.

Lagi, satu plot “loop” atau berulang a la The Groundhog Day digunakan dalam sebuah film, namun di luar dugaan, A Day mampu memberikan sentuhan inovatif yang baru untuk formula ini. Film dibuka ringan, menyajikan momen demi momen dengan detil agar kelak penonton dapat mengingat adegan-adegan kecil tersebut. Sesaat setelah momen yang dituju terjadi (kecelakaan), alur kisah pun berbalik ke awal film. Hal ini terjadi berulang-kali, dengan arah plot yang berbeda tiap kali Kim berpacu dengan waktu menyelamatkan sang putri. Tak ada yang istimewa hingga tahap ini. Tak ada pula motif yang jelas mengapa ini semua bisa terjadi hingga karakter baru, Lee Min-chul muncul. Uniknya, tokoh ini juga mengalami anomali yang sama dengan Kim. Alur kisah pun berjalan menjadi lebih menarik karena aksi mereka ternyata saling bersinggungan. Pengembangan selanjutnya menjadi sangat menggairahkan dan begitu nikmat ditonton dengan satu misteri besar yang belum terpecahkan hingga satu tokoh lagi muncul! Sungguh sangat mengejutkan dan menyegarkan. Baru kali ini, formula “loop” diperlakukan dengan begitu brilian seperti ini.

Baca Juga  Kingdom

A Day adalah satu penggunaan formula “loop” plot yang sangat inovatif dengan kedalaman kisah dan pesan moral yang sangat kuat. Film ini tidak hanya dikemas unik dengan naskah yang kuat, namun didukung pula pemain-pemain yang berakting prima. Setelah The Groundhog Day yang mempelopori formula ini tiga dekade silam, A Day secara tema berada di atas film-film bertipe sejenis macam Edge of Tomorrow dan Source Code. Walau secara teknis jelas berbeda dengan film-film produksi Hollywood ini, namun A Day secara luar biasa mampu mencapai keseimbangan antara kemasan cerita, kematangan teknis, dan kekuatan tema. Sederhana sekali, film ini bicara soal cinta, penebusan, dan bagaimana kekerasan tak akan pernah menyelesaikan masalah. Dengan kekuatan kemasan dan temanya, tak heran jika kelak film ini bakal di-remake oleh studio-studio besar Hollywood.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
90 %
Artikel SebelumnyaJoJo’s Bizarre Adventure: Diamond Is Unbreakable Chapter 1
Artikel BerikutnyaGeostorm
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.