Annabelle: Creation (2017)

109 min|Horror, Mystery, Thriller|11 Aug 2017
6.5Rating: 6.5 / 10 from 153,380 usersMetascore: 62
Twelve years after the tragic death of their little girl, a doll-maker and his wife welcome a nun and several girls from a shuttered orphanage into their home, where they become the target of the doll-maker's possessed creation, A…

Annabelle: Creation adalah film ke-4 dari seri The Conjuring atau The Conjuring Universe, dan merupakan prekuel dari Annabelle (2014). Sang kreator seri utama, James Wan, memproduseri film ini dengan bujet hanya $15 juta. Wan kembali mempercayai sineas muda berbakat asal Swedia, David F. Sandberg, setelah sukses besar dengan Lights Out tahun lalu. Bermain dalam film ini adalah Miranda Otto, Stephanie Sigman, dan dua aktris cilik berbakat, Lulu Wilson dan Talitha Bateman.

Inti kisah filmnya merupakan latar belakang peristiwa dari seri pertamanya yang menggambarkan dari mana boneka Annabelle berasal. Satu kelompok panti asuhan asuhan suster Charlotte diajak oleh keluarga Mullins untuk tinggal bersama mereka, beberapa tahun setelah mereka kehilangan putri cilik mereka. Satu persatu anak-anak panti asuhan ini merasakan ada sesuatu yang janggal di rumah tersebut, khususnya Janice. Janice menemukan sebuah boneka yang ternyata bersemayam iblis jahat yang mengincar jiwanya.

Plotnya terlihat sederhana dan biasa, bukan? Penonton pun, atau setidaknya fans seri Conjuring tahu persis, film ini bakal mengarah ke mana. Sejak awal tempo plot berjalan lambat dengan trik horor yang sudah umum di beberapa adegan bahkan bisa dibilang tidak mengagetkan sama sekali. Tak ada yang baru dan istimewa. Namun, berjalannya waktu, kisah berjalan semakin cepat dan amat menegangkan. Sang sineas mampu mengolah kisah yang biasa membuatnya menjadi seolah baru dan segar. Penonton pun bisa masuk dan ikut merasakan ketegangan yang sama dirasakan dua gadis cilik, Janice dan Linda. Kucing-kucingan antara iblis dan mangsanya menjadi asyik untuk dinikmati. Penampilan akting dua bintang cilik ini yang sangat mengesankan memang amat mendukung hal ini.

Baca Juga  Exhuma

Untuk genrenya, Annabelle: Creation tidak menampilkan trik yang baru, hanya saja tangan emas sang sineas membuat sesuatu yang biasa menjadi tidak biasa. Sejak Lights Out, kemampuan Sandberg mengolah trik horor secara efektif dengan alur plotnya memang telah terbukti. Saya tertawa kecil ketika akhirnya sang sineas mengeluarkan juga trik horor ikoniknya dalam sebuah adegan. Sandberg telah membuktikan bahwa ia mampu memainkan emosi penonton melalui sentuhan sederhana nan efektif. Talenta sang sineas rupanya juga telah menarik perhatian studio besar. Kita tunggu saja bagaimana Sandberg mengolah tokoh superhero DC, Shazaam (2019) dalam DC Extended Universe.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaBanda: The Dark Forgotten Trail
Artikel BerikutnyaBerangkat!
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.