Arrival (2016)

116 min|Drama, Mystery, Sci-Fi|11 Nov 2016
7.9Rating: 7.9 / 10 from 734,202 usersMetascore: 81
A linguist works with the military to communicate with alien lifeforms after twelve mysterious spacecraft appear around the world.

Arrival adalah film fiksi ilmiah garapan Denis Villeneuve yang meraih apresiasi tinggi dari kritikus serta banyak festival film di dunia. Berbeda dengan film ini, Denis sendiri sebelumnya menggarap film-film kriminal berkualitas, yakni Prisoners dan Sicario. Arrival dibintangi oleh Amy Adams, Jeremy Renner, serta Forest Whitaker. Tidak seperti film fiksi ilmiah bertema “alien” kebanyakan yang menyajikan aksi dan pesona visual, Arrival menyajikan sebuah kombinasi drama, misteri, serta thriller yang menegangkan.    

Loiuse Banks adalah seorang ahli linguistik (bahasa) yang bekerja di sebuah universitas ketika umat manusia dikejutkan oleh datangnya 12 pesawat asing raksasa yang mengambil posisi di seluruh bagian penjuru bumi. Bersama seorang fisikawan bernama Ian Donnely, Loise direkrut oleh pihak militer AS untuk berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa tersebut untuk mengetahui apa maksud kedatangan mereka ke bumi. Di tengah usaha mereka berkomunikasi, seluruh penjuru dunia bersiap-siap untuk menghadapi perang global yang tak terhindarkan.

Tidak seperti kebanyakan film “alien” yang menawarkan invasi besar-besaran ke seluruh penjuru bumi, Arrival menawarkan sebuah drama misteri unik yang dibangun untuk memancing rasa penasaran kita. Apa yang sebenarnya menjadi tujuan mereka ke bumi? Ini yang menjadi pertanyaan besar buat tokoh dalam cerita dan juga untuk kita sebagai penonton. Nyaris sepanjang film, Louise dan Ian hanya terfokus untuk memecahkan masalah ini. Problem komunikasi serta penafsiran bahasa menjadi kendala utama. Berbeda dengan bahasa manusia, bahasa mahluk asing digambarkan sulit untuk ditafsirkan karena menggunakan simbol yang terlalu kompleks untuk dimaknai dengan bahasa manusia. Arrival ternyata tidak berhenti hanya berbicara masalah ini saja.

Baca Juga  F9

Sejak awal penonton telah disuguhi adegan “kilas-balik” yang menggambarkan trauma tokoh utama. Seperti sudah lazimnya motif seperti ini sejak awal bisa dideteksi sebagai problem sekunder yang kelak menjawab problem primer filmnya, seperti tampak pada kasus Gravity atau The Babadook. Arrival juga melakukan hal yang sama namun diluar dugaan ternyata memiliki tujuan yang lebih jauh. Masalah internal Louise juga merupakan masalah yang bisa dimaknai secara universal. Batasan bahasa adalah kunci pemicu masalah filmnya yang bisa menjadikan semuanya salah tafsir dan kadang kompromi juga dibutuhkan. Solusi masalah tidak harus saling menguntungkan satu sama lain namun setidaknya tidak ada pihak yang dirugikan. Itu menjadi alasan utama mereka datang ke bumi.

Arrival tidak hanya segar untuk genrenya namun mengandung makna dan pesan kuat yang menjadi masalah besar bagi umat manusia saat ini. Selain kekuatan tema dan kisahnya film ini juga didukung oleh penampilan kuat dari Amy Adams yang bermain luar biasa, efek visual dan suara yang memukau, serta ilustrasi musik yang unik. Film ini mengingatkan kita, hanya cukup satu kata saja, “weapon” yang ditafsirkan dari bahasa “alien” membuat semua orang begitu panik hingga Jendral Shang (Cina) mengerahkan segala kemampuan militernya untuk mengantisipasi serangan besar-besaran. Misalkan saja di dunia nyata, Cina mengucapkan kata “nuklir”, lantas apa yang terjadi?

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
100 %
Artikel SebelumnyaThe Great Wall
Artikel BerikutnyaLa La Land
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.