Avengers: Endgame (2019)
181 min|Action, Adventure, Drama|26 Apr 2019
8.4Rating: 8.4 / 10 from 1,311,790 usersMetascore: 78
After the devastating events of Avengers: Infinity War (2018), the universe is in ruins. With the help of remaining allies, the Avengers assemble once more in order to reverse Thanos' actions and restore balance to the universe.

Film paling yang dinanti para fans Marvel Cinematic Universe (MCU) akhirnya tiba. Avengers: Endgame. Film ini juga sekaligus sebagai penutup seluruh rangkaian cerita MCU melalui 21 film yang telah rilis sebelumnya. Film ini kembali disutradarai Russo Bersaudara bersama penulis nakah, Stephen McFeely dan Christpher Marcus, serta sang produser jenius Kevin Feigi. Puluhan bintang regulernya, rasanya tak perlu disebut satu persatu, mudahnya begini, nyaris semua karakter yang pernah muncul dalam film-film MCU sebelumnya, semuanya muncul kembali di sini. Setelah satu momen drama mengejutkan di akhir Avengers: Infinity War, semua penonton pasti tidak sabar lagi menunggu bagaimana kelanjutan kisahnya. Apakah semuanya setimpal setelah semua peristiwa yang terjadi dalam film-film sebelumnya?

Rangkuman plot juga rasanya tak perlu untuk ditulis karena pasti akan menganggu kenyamanan bagi yang belum menonton filmnya. Ringkasan plotnya secara tak langsung juga adalah spoiler besar kisah filmnya.  Inti kisah filmnya, singkatnya adalah usaha dari tim Avengers tersisa untuk mencoba mengubah keadaan dari malapetaka yang menimpa seluruh alam semesta yang disebabkan oleh sang titan, Thanos. Semudah ini? Jelas tidak. Saya pikir, siapa pun mustahil untuk bisa menduga alur plotnya dan rasanya bahkan melebihi ekspektasi tergila yang bisa kita bayangkan. Kita tahu persis dari info pembuat filmnya sejak rilis Infinity War tahun silam bahwa konsep “time travel” akan digunakan dalam Endgame. Saya hanya bisa katakan, tidak pernah sebelumnya konsep ini digunakan sedemikian brilian dalam sebuah film.

Siapa sangka, berbekal 21 film sebelumnya, naskahnya tidak hanya semata sebagai kelanjutan plot Infinity War, namun juga secara cerdas mampu merangkum seluruh kisah (MCU) sebelumnya. Kita serasa diajak kembali bernostalgia dengan momen dalam film-film sebelumnya. Jujur saja, naskah Endgame adalah salah satu yang terbaik yang pernah diproduksi. Semua ini, jelas tidak dimungkinkan jika kontinuitas cerita satu rangkaian semesta sinematik sebelumnya tidak eksis. Semuanya saling terkait bahkan dalam satu detil yang sangat kecil sekali pun.

Baca Juga  Squid Game

Kelemahannya tentu jelas, bagi penonton yang tak akrab dengan film-film MCU sebelumnya, mereka akan kehilangan banyak hal terkait plotnya. Tidak hanya kisahnya, satu momen kecil bahkan satu dialog kecil pun, bisa punya banyak pengaruh dalam film ini. Satu contohnya? Rasanya tidak. Saya tidak ingin mengurangi kenikmatan menonton. Berbahagialah fans MCU karena mereka jelas yang bakal menikmati film ini lebih dari yang lain. Mereka yang sudah begitu akrab dengan semua tokoh dan kisahnya, mustahil untuk tidak meneteskan air mata ketika menonton film ini dalam beberapa momennya. Rasa bahagia dan sedih bisa menyatu begitu emosional dalam film ini.

Rasanya tidak perlu komentar soal adegan aksi dan semua pencapaian visualnya. Adegan klimaksnya adalah satu adegan aksi puncak paling menghebohkan dalam sejarah genrenya. Penonton pun seperti tak ada hentinya bertepuk tangan (walau saya sendiri merasa terganggu) sepanjang momen ini. Bicara sisi drama, Endgame adalah film paling dramatik dari seluruh film MCU. Bisa jadi, tak ada satu pun penonton yang tidak akan tersentuh dalam beberapa momen adegannya. Lalu bicara sisi komedi, oh my, film ini mungkin adalah yang terbaik dari semua film dalam serinya. Bahkan sang kapten yang serius pun, kini bisa memancing gelak tawa kita. Tak diduga, tokoh-tokoh yang sebelumnya tak muncul kini justru dominan dan punya pengaruh besar dalam plot filmnya.

Mau bicara apa lagi tentang film ini. Dengan naskah yang sangat brilian, penampilan para pemainnya, aksi, komedi, drama, sisi sentimental, serta tribute-nya, Avengers: Endgame tidak hanya semata sebagai penutup sempurna seluruh rangkaian cerita dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya, tidak pula hanya untuk genrenya, namun sekaligus pula adalah satu fenomena langka dalam sejarah industri film dunia. Avengers: Endgame adalah satu keindahan sinematik absolut yang bakal dikenang sepanjang masa. Film ini jelas membuka banyak kisah selanjutnya yang kini bisa fleksibel ke mana pun. Setelah film ini, genre superhero tidak akan pernah sama seperti sebelumnya dan Endgame telah meletakkan standar yang amat tinggi untuk genrenya dan medium film secara umum.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
100 %
Artikel SebelumnyaMontasefilm.com Luncurkan Aplikasi Review Film Versi Android
Artikel BerikutnyaAvengers: Endgame Bakal Lewati Rekor Avatar?
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.