Film terbaru Quentin Tarantino, The Hateful Eight, dirilis 25 Desember 2015 di Amerika. Film ini adalah garapannya yang ke delapan. Film berkisah tentang petualangan delapan karakter yang dibagi ke dalam enam chapter. Kedelapan karakter ini diperankan oleh Samuel L. Jackson, Kurt Russell, Jennifer Jason Leigh, Walton Goggins, Demian Bichir, Tim Roth, Michael Madsen, dan Bruce Dern.
Pada awalnya, ketika naskah film yang ditulis oleh Quentin Tarantino ini bocor dan tersebar di media pada Januari 2014, Tarantino berniat untuk membuatnya menjadi bentuk novel. Tapi pada akhirnya ia memutuskan untuk tetap menggarapnya menjadi sebuah film. Proses syuting pun dimulai pada 8 Desember. Film diproduseri oleh Richard N. Gladstein, Shannon McIntosh, dan Stacey Sher. Sinematografi digarap oleh Robert Richardson, penyuntingan oleh Fred Raskin dan musik oleh Ennio Morricone.
Tersiar kabar bahwa film ini merupakan film misogini, yaitu kebencian terhadap perempuan. Dari delapan karakter utama, terdapat satu karakter perempuan yaitu Daisy Domergue yang diperankan oleh Leigh. Daisy mendapatkan banyak kekerasan sehingga terdapat asumsi bahwa ini adalah tindakan misogini. Menanggapi anggapan ini, Tarantino pun menyatakan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya. Karena tokoh Daisy adalah tokoh yang kuat dan mandiri sehingga sejajar dengan tujuh karakter laki-laki yang terdapat dalam film tersebut. Tindakan misogini yang dilakukan oleh media selama ini telah ramai dikecam karena dianggap melanggengkan kondisi bias gender yang merendahkan kaum perempuan. Tuduhan ini pun nampaknya tidak valid jika kita lihat karya Tarantino sebelumnya, Kill Bill Vol 1 (2003) dan Kill Bill Vol 2 (2004) dimana Uma Thurman tampil sebagai perempuan superior.
Belakangan ini, film dengan isu-isu gender dan hal yang berhubungan seputar itu tengah ramai diwacanakan. Setelah isu ras mulai surut untuk diperbincangkan, nampaknya isu gender menjadi tema yang seksi untuk dibahas. Sebut saja film The Danish Girl (2015) yang mengisahkan perjalanan seorang gay yang terkenal karena ter blow-up media. Mengaitkan film dengan isu sosial memanglah menarik dan bermanfaat, tetapi perlu disikapi dengan bijak dan sesuai dengan porsinya. Untuk dapat mengetahui tentang kebenaran isu misogini dalam film ini, mari kita tunggu jadwal tayangnya di bioskop kesayangan.