Brooklyn (2015)

117 min|Drama, Romance|25 Nov 2015
7.5Rating: 7.5 / 10 from 146,888 usersMetascore: 88
An Irish immigrant lands in 1950s Brooklyn, where she quickly falls into a romance with a local. When her past catches up with her, however, she must choose between two countries and the lives that exist within.

Brooklyn diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Colm Toibin yang mengisahkan tentang gadis imigran asal Irlandia yang mencoba meraih mimpi di negeri Paman Sam. Eilish (Saoirce Ronan) merasa jengah di desanya, Enniscorthy, Irlandia, karena kehidupannya yang monoton. Rose, sang kakak mendukung adiknya untuk pergi dari sana dan mencoba peruntungan di Amerika dengan bantuan relasinya, pendeta Flood (Jim Broadbent). Eilish beradaptasi cepat dengan pekerjaannya dan bahkan ia bisa melanjutkan studinya. Ia bertemu pria Italia, Tony, di sebuah pesta dansa yang berlanjut pada hubungan asmara. Tak banyak rintangan berarti selama ia di Brooklyn hingga ia mendengar kabar buruk dari kampung halamannya.

Tak banyak kejutan berarti di kisahnya tidak hingga separuh durasi filmnya. Konflik dilema moral baru muncul disini dan ini pun juga tidak sulit untuk diprediksi. Secara keseluruhan kisahnya berjalan dengan tempo sedang, tidak membosankan memang, namun juga tidak ada sesuatu yang menarik disini (kecuali satu adegan), kisah drama seperti ini sudah terlampau umum. Sisi sejarah sepertinya jadi inti kisah sebenarnya. Melalui sosok Eilish, film ini mampu menggambarkan mengapa warga Irlandia banyak yang pindah ke Amerika pada masa itu. Budaya kolot dan tradisional desa memang berbanding terbalik dengan suasana Brooklyn yang lebih modern dan bebas untuk melakukan apa saja yang kita mau.

Baca Juga  Moonshot

Satu hal yang menarik dalam film ini adalah tradisi makan malam pada asrama Irlandia di rumah Eilish tinggal. Selain menjadi penggerak cerita, adegan ini juga menjadi momen yang menghibur, kadang membicarakan hal yang sama sekali tak penting. Adegan ini beberapa kali muncul dengan karakter-karakter yang unik, Eilish sendiri serta beberapa gadis asrama senior, termasuk sang pemilik rumah yang karismatik, Nyonya Kahoe. Adegan ini begitu menawan dengan dialog-dialog yang cepat memperlihatkan bagaimana mereka bergunjing banyak hal, dengan Nyonya Kahoe bertindak sebagai polisi moral disini. Akting yang amat menawan menjadi kunci keberhasilan adegan ini, khususnya penampilan Julie Walter (Kahoe). Sayangnya adegan ini tidak dieksplor lebih jauh di separuh kedua filmnya.

Melalui tokoh utamanya, Brooklyn mampu menggambarkan secara ringan, suka duka imigran asal Irlandia di AS pada era 50-an. Diluar penampilan Saoirce Ronan yang memikat, film drama ini tidak menawarkan banyak hal yang baru untuk genrenya. Film ini meraih tiga nominasi Oscar termasuk untuk film terbaik. Peluang jelas tipis namun untuk sebuah film bertema sejarah yang berbujet hanya US$11 juta prestasi film ini jelas tergolong istimewa.

Watch Trailer

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaJagoan Instan
Artikel BerikutnyaSpotlight
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.