Heist (2015)
93 min|Action, Crime, Drama|11 Nov 2015
6.1Rating: 6.1 / 10 from 32,111 usersMetascore: 37
A father is without the means to pay for his daughter's medical treatment. As a last resort, he partners with a greedy co-worker to rob a casino. When things go awry they're forced to hijack a city bus.

Bus 657 memang banyak mengingatkan pada film aksi thriller fenomenal Speed, dua dekade silam, namun kualitasnya sejauh jarak rentang waktu dua film ini dibuat. Dengan bujet begitu rendah dan bertabur para bintang, tidak banyak yang ditawarkan dari film ini dan tidak perlu berekspektasi apapun ketika menonton filmnya.

Alkisah Luke Vaughn (Morgan) harus membiayai operasi putrinya yang sakit keras. Ia berusaha meminta uang pada bosnya, Pope (De Niro), pemilik kasino terbesar di kota, namun ditolak dan bahkan ia pun dipecat. Bersama dua rekan kerjanya, Vaughn memutuskan merampok kasino, namun sesuatu terjadi hingga mereka harus membajak sebuah bis. Vaugn dan kawan-kawan tidak hanya diburu polisi namun juga anak buah Pope.

Dari sisi cerita, sudah terlalu banyak plot “heist” seperti ini yang jauh lebih baik. Tampak sekali penulis naskah berusaha keras membuat sesuatu yang berbeda dan pada akhir cerita mampu menampilkan sedikit twist yang mengejutkan. Lubang plot tampak di sana-sini yang memang menjadi ciri film aksi kelas B macam ini. Beberapa aksi kesannya memaksa dan kadang tanpa argumen yang memadai. Jika dipikir aneh sekali bagaimana mungkin Bajos begitu mudah mempercayai omongan Vaughn, ketika ia memutuskan untuk membuka jalan bagi bis agar bisa keluar dari blokade mobil polisi. Memang kisahnya tak perlu dipikir jauh-jauh.

Baca Juga  Guy Ritchie's The Covenant

Plot yang berlubang serta aksi yang “kadang menegangkan”, sedikit tertolong dengan penampilan para bintangnya. Dave Bautista (Guardian of the Galaxy) yang juga bermain dalam Spectre serta Gina Carano (Fast 6), tampak sekali dikasting karena film-film populer yang baru saja mereka bintangi tersebut. Sebenarnya amat menyesakkan melihat  talenta-talenta besar, macam De Niro dan Morgan harus bermain jauh di bawah levelnya. Plot yang punya potensi ini sebenarnya bisa dieksplor lebih jauh sehingga para bintang besar ini tidak bermain sia-sia.

Bus 657 adalah film aksi thriller kelas B yang tidak menawarkan apapun kecuali menjual para bintangnya, sedikit twist, serta beberapa momen aksi. Plot yang sebenarnya menarik ini  bisa dieksplor lebih jauh jika film ini memiliki bujet lebih. Bus 657 ini tidak lebih hanya tontonan hiburan ringan yang lebih pantas ditonton di layar kaca.

MOVIE TRAILER

PENILAIAN KAMI
Total
40 %
Artikel SebelumnyaSpectre Tembus $500 Juta dalam 3 Minggu Rilis Internasional!
Artikel BerikutnyaThe Hunger Games: Mockingjay – Part 2
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.