chinas

Cerita tentang kaum minoritas beserta tradisinya menjadi salah satu isu yang menarik diangkat dalam film. Di Holywood, film tentang tradisi China cukup banyak diculik, misalnya lewat film Mulan, Bao, Turning Red, dan The Farewell. Sinema Spanyol lewat cerita dan tangan Arantxa Echevarría mengangkat isu imigran China lewat film layar lebar berjudul Chinas.

Chinas mengangkat cerita dua keluarga secara paralel. Yang pertama adalah keluarga Lucia yang merupakan imigran asal China. Keluarga berikutnya adalah Xiang, yang diadopsi oleh pasangan suami isteri Spanyol. Lucia (Daniela Shiman Yang) kegirangan melihat ada anak baru di kelasnya yang berdarah China seperti dirinya. Nama anak baru itu adalah Xiang (Ella Qiu).  Berbeda dengan Lucia yang polos dan periang, Xiang penyendiri dan tak ada keinginan untuk berteman. Ia beberapa kali menampik ajakan Lucia berteman dengan dingin.

Sementara anggota keluarga Lucia memiliki masalah masing-masing. Ayah ibunya kelelahan mengelola toko. Mereka hampir tak punya waktu untuk bersosialisasi, selain juga dikarenakan keterbatasan kosakata bahasa Inggris yang mereka kuasai. Sementara Claudia (Xinyi Ye), kakaknya, ingin bergabung dengan anak-anak gaul di sekolahnya, meski harus berbohong terhadap kedua orang tuanya. Masing-masing dari dua keluarga tersebut kemudian dihadapkan masalah pelik. Apakah mereka berhasil bertahan dan beradaptasi, atau sebaiknya menyerah?

Chinas terpilih menjadi film pembuka Festival Film 100 Persen Manusia 2024. Acara pembukaan dihelat Jumat malam (30/8) di Erasmus Huis, yang sarat dengan para tamu undangan dan penonton umum.

Film yang meraup sejumlah nominasi dan penghargaan di berbagai festival film ini menampilkan isu sosial yang kerap dialami oleh para imigran. Isu tersebut di antaranya harapan yang tinggi dan didikan yang keras dari orang tua, keinginan anak-anak untuk menjadi bagian dari lingkungannya, serta keterbatasan bahasa yang menyulitkan komunikasi dan interaksi sosial.

Baca Juga  The Cured

Isu-isu tersebut dijejalkan selama hampir dua jam, tanpa terkesan berat dan menggurui. Permasalahan yang dialami tiap anggota keluarga Lucia dan juga keluarga Xiang disampaikan silih berganti, dengan alur cerita yang dibiarkan realistis, mengalir, tanpa banyak didramatisir.

Magnet dalam film ini adalah Lucia dan sahabatnya, yang memiliki kepribadian polos layaknya anak-anak. Celetukan mereka yang terdengar spontan dan ekspresi mereka yang menggemaskan berhasil membuat penonton bersimpati kepada keduanya. Isu film yang serius pun menjadi mengendur berkat kehadiran mereka.

Festival Film 100 Persen Manusia 2024 akan berlangsung hingga 8 September di tiga kota, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Chinas dapat disaksikan pada 31 Agustus pukul 18.30 di IFI Thamrin dan 4 September pukul 19.00 di ACLC Rendi-Jusuf.

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaFestival Film 100% Manusia Usung 88 Film dari 24 Negara
Artikel BerikutnyaBeetlejuice Beetlejuice
Dewi Puspasari akrab disapa Puspa atau Dewi. Minat menulis dengan topik film dimulai sejak tahun 2008. Ia pernah meraih dua kali nominasi Kompasiana Awards untuk best spesific interest karena sering menulis di rubrik film. Ia juga pernah menjadi salah satu pemenang di lomba ulas film Kemdikbud 2020, reviewer of the Month untuk penulis film di aplikasi Recome, dan pernah menjadi kontributor eksklusif untuk rubrik hiburan di UCNews. Ia juga punya beberapa buku tentang film yang dibuat keroyokan. Buku-buku tersebut adalah Sinema Indonesia Apa Kabar, Sejarah dan Perjuangan Bangsa dalam Bingkai Sinema, Antologi Skenario Film Pendek, juga Perempuan dan Sinema.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.