Terakhir, aksi beruang yang saya ingat adalah ketika mengoyak-ngoyak tubuh Leonardo DiCaprio dalam The Revenant. Namun, aksi sadis ini tentu tidak menyenangkan untuk dilihat. Melalui genre aksi komedi, Cocaine Bear mencoba menjawab dengan gaya yang segar dan lebih brutal. Cocaine Bear adalah film arahan aktris bintang Elizabeth Banks yang kita tahu memulai debut sutradaranya melalui film komedi musik Picth Perfect 2 (2015) dan lalu Charlie Angel (2019). Bear dibintangi Keri Russell, O’Shea Jackson Jr., Christian Convery, Alden Ehrenreich, Brooklynn Prince, Isiah Whitlock Jr., Margo Martindale, dan Ray Liotta. Naskahnya konon diinspirasi dari kejadian nyata, seekor beruang hitam yang mengkonsumsi kokain yang terjatuh dari pesawat.

Seorang pilot penyelundup kokain mengalami insiden ketika akan menjatuhkan kargonya di wilayah perbukitan Knoxville, Tennessee, AS. Lusinan tas kargo berisi kokain berserakan di seluruh penjuru hutan dan tanpa sengaja seekor beruang grizzly menemukannya. Alhasil sang beruang pun menjadi buas dan menyerang sepasang turis asing. Dalam hitungan menit, dua orang kriminal rendahan diutus untuk mencari kargo, termasuk seorang detektif yang telah lama mengendus kasus ini. Sementara dua bocah membolos sekolah dan pergi bermain dalam hutan yang tanpa sengaja menemukan tas berisi kokain. Sang ibu pun lalu mencari mereka bersama petugas penjaga hutan. Apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak bukan?

Dengan premis simpel, alur plotnya bekerja efektif merangkum lusinan karakter yang memiliki agenda yang berbeda. Si beruang teler yang ketagihan hanya memiliki satu tujuan yakni mengincar kokain. Alhasil, aksi seru edan-edanan pun tak terhindarkan. Sang beruang tidak setengah hati dan menyerang siapa pun yang menghalangi jalannya. Potongan tubuh dan darah bermuncratan di mana-mana. Hitungan korban tewas bak film aksi Predator. Aksi brutal beruang dan polah konyol lusinan karakternya adalah hidangan utama kisahnya. Oh man, dijamin kamu akan terhibur hingga perutmu sakit karena terlalu banyak tawa.

Baca Juga  WandaVision

Dengan kisah segar dan lusinan karakter konyolnya, Cocaine Bear adalah komedi aksi yang sangat menghibur melalui aksi-aksi brutalnya. Dua jempol untuk para kastingnya yang semuanya bermain mengesankan. Beberapa sosok pun mencuri perhatian, seperti Eddie si kriminal (Alden Ehrenreich) yang ekspresif serta Henry si bocah lanang (Christian Convery) dengan ceplosannya. Banks rupanya semakin matang dan terampil mengemas aksi bernuansa komedi. Beberapa kali, ia menggunakan teknik jump scare horor dengan sangat efektif. Banks rasanya bakal cocok mengarahkan film horor. Bagi penikmat komedi jangat lewatkan film ini, dan awas, ini bukan film komedi keluarga yang hangat.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaShazam! Fury of the Gods
Artikel BerikutnyaLosmen Melati
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.