Cop Out (2010)
107 min|Action, Comedy, Crime|26 Feb 2010
5.5Rating: 5.5 / 10 from 89,613 usersMetascore: 31
Jimmy's rare baseball card is robbed. Since it's his only hope to pay for his daughter's upcoming wedding, he recruits his cop partner Paul to track down the robber, a memorabilia-obsessed gangster.

Cop Out merupakan film komedi detektif garapan Kevin Smith yang kita kenal dengan film-film komedi verbalnya yang “vulgar” seperti Clerks (1994), Mallrats (1995), Chasing Amy(1997), serta Dogma (1999). Film ini juga merupakan film pertama garapan Smith yang dirilis studio besar (Warner Bros.). Film ini dibintangi oleh aktor papan atas, Bruce Willis didampingi oleh Tracy Morgans dan Sean William Scott.

Jimmy (Willis) dan Paul (Morgans) adalah dua detektif New York yang telah sembilan tahun lamanya menjadi partner. Setelah mengacaukan sebuah penyelidikan kasus narkoba dengan cara mereka yang tak lazim, mereka diskors tanpa gaji oleh atasan mereka. Di lain pihak, Jimmy sangat membutuhkan uang untuk menikahkan putrinya dan ia menolak jika ayah tiri sang putri yang membiayainya. Jimmy yang putus asa akhirnya berniat menjual kartu baseball miliknya yang sangat berharga. Di luar dugaan mendadak toko tersebut dirampok dan kartu baseball Jimmy ikut dibawa. Jimmy dan Paul berusaha melacak kartu baseball miliknya yang ternyata juga membawa mereka ke kelompok jaringan narkoba yang membuat mereka diskors.

Bisa dipastikan sebagian besar penonton pasti kecewa karena film ini adalah komedi murni bukan aksi seperti yang diharapkan. Penggunaan bintang yang identik dengan film laga, Bruce Willis serta posternya sungguh-sungguh menyiratkan Cop Out adalah film aksi. Bagi penonton yang telah mengenal sineas Kevin Smith pasti tidak akan heran dengan film ini. Smith memang kita kenal dengan film-film komedi verbal yang sarat makian-makian kasar dengan tema obrolan yang tak karuan (kesana-kemari). Nyaris sepanjang filmnya berisi lelucon-lelucon serta polah konyol dari tokoh-tokoh utamanya. Namun leluconnya kali ini tak ada yang istimewa. Jika dibandingkan film-film garapan Smith sebelumnya tampak komedi verbalnya lebih “diperhalus”. Makian-makian kasar dalam dialog kadang kala juga “dihilangkan” oleh tokoh-tokohnya. Lelucon-lelucon yang diambil dari film-film populer juga sering ditampilkan, but then again, nothing special. Singkat kata, komedi verbal Smith kali ini terlalu memaksa.

Baca Juga  Resident Evil: Retribution

Tracy Morgan dan Sean William Scott boleh jadi cocok dengan karakter komedi jenis ini namun tidak untuk Bruce Willis. Sosok Willis yang kita kenal bertipikal keras, dingin, serta cenderung diam rasanya kurang pantas untuk komedi verbal jenis ini. Entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal dan salah. Dalam film-film bernuansa komedi yang dibintanginya seperti A Whole Nine Yards serta sekuelnya, dan The Fifth Element, karakter yang diperankan Willis selalu bertipikal keras sehingga tampak pantas untuknya. Dalam Cop Out, Willis tampak sekali terlalu memaksa sekalipun ia pantas berduet dengan Morgan. Karakter Morgan dari satu sisi juga bisa dikatakan memaksa, masak sih, detektif yang sudah bekerja sembilan tahun lamanya di wilayah keras seperti New York tampak seperti amatiran, mampu melakukan kebodohan-kebodohan luar biasa yang tidak termaafkan.

Cop Out adalah film komedi yang bisa jadi menghibur penonton yang tidak akrab dengan karya-karya sang sineas. Sang sineas sendiri berkomentar, “ Ini bukan film saya, saya hanya disewa untuk mengarahkan.” Mau omong apa lagi. Obrolan serta polah konyol Morgan tampaknya sudah cukup membuat penonton satu bioskop tertawa terbahak-bahak. Bagi saya leluconnya tidak ada yang baru dan terlalu memaksa. Anda mau tahu satu-satunya lelucon yang membuat saya tertawa lepas. “Yippee-kai-yay mother f****r!!”.

PENILAIAN KAMI
Overall
40 %
Artikel SebelumnyaDari Redaksi mOntase
Artikel BerikutnyaDaybreakers
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.