Movie Poster
Sutradara: Guillermo del Toro
Produser: Guillermo del Toro/Callum Greene/John Jashni/Thomas Tull
Penulis Naskah: Guillermo del Toro/Matthew Robbins
Pemain: Mia Wasikowska / Tom Hiddleston/Jessica Chastain
Sinematografi: Dan Laustsen
Editing: Bernat Vilaplana
Ilustrasi Musik: Fernando Velasquez
Studio: Legendary Pictures/DDY
Distributor: Universal Pictures
Durasi: 119 menit
Bujet: US$ 55 juta

Horor bertema sejenis terakhir yang dianggap cukup baik adalah Woman in Black (2012) walau sekuelnya memang sangat mengecewakan. Kali ini sineas kawakan del Toro kembali bermain di genrenya, horor, dengan bermodalkan kekuatan aspek mise en scene yang menjadi ciri khas visualnya.

Alkisah Edith adalah seorang gadis belia putri dari pengusaha sukses di Amerika. Edith sejak kecil dihantui oleh arwah ibunya yang memperingatkan untuk waspada terhadap Crimson Peaks. Suatu kali seorang pemuda dari tanah Inggris, menawarkan sang ayah untuk berinvestasi terhadap alat temuannya. Sang ayah menolak namun sang putri jatuh hati pada sang pemuda. Sampai suatu saat Edith dibawa sang kekasih bersama kakak perempuannya yang aneh, ke tanah kelahirannya di sebuah rumah tua yang menyimpan banyak rahasia.

Bicara soal plot mungkin tidak banyak lagi yang ditawarkan. Kisahnya menawarkan begitu banyak celah yang bisa digali lebih orisinil namun sayangnya tidak. Plotnya tidak menawarkan sebuah kejutan berarti sepanjang film, nyaris semuanya terlalu mudah untuk diantisipasi. Lucunya, unsur horor di film ini hanya sebagian tempelan semata, dan tidak berhubungan langsung dengan inti kisahnya. Kisahnya layaknya drama berjalan lurus tanpa ada misteri yang mampu menggugah dan mengusik penonton. Tak jelas pula mengapa arwah sang ibu bersusah payah untuk memperingatkan putrinya padahal sejak awal ini yang ditekankan pada penonton.

Kisah yang konvensional dengan unsur horor yang sama sekali tidak menggigit karena ulah CGI berbanding terbalik dengan pencapaian estetiknya, khususnya dari aspek set interior, yang menjadi kekuatan sang sineas. Nyaris tiap kali dalam semua adegan interior, kamera selalu bergerak tidak menyia-nyiakan semua sudut interior yang tersaji dengan indah. Setting rumah tua tersaji demikian menawan dengan begitu detil namun sayangnya tidak mampu dimanfaatkan dan dieksplorasi maksimal oleh plotnya. Satu poin berbeda terdapat beberapa adegan aksinya yang kelewat sadis khususnya pada sekuen klimaks.

Baca Juga  The Nun

Crimson Peaks masih menjadi ciri visual Del Toro yang mengagumkan namun dikecewakan plotnya yang sangat konvensional. Film ini adalah sebuah horor atau lebih tepatnya drama thriller dewasa dengan beberapa adegan brutalnya, serta penampilan memukau dari dua kastingnya, Tom Hiddleston dan Jessica Chastain. Sejak Pan’s Labyrinth, Del Toro sepertinya masih belum mampu membuat terobosan baru dari karya-karyanya yang selalu mengedepankan unsur estetik semata.

MOVIE TRAILER

PENILAIAN KAMI
Total
50 %
Artikel SebelumnyaPan
Artikel BerikutnyaBridge of Spies
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.