Deadpool & Wolverine (2024)
128 min|Action, Adventure, Comedy|26 Jul 2024
7.9Rating: 7.9 / 10 from 312,522 usersMetascore: N/A
Deadpool is offered a place in the Marvel Cinematic Universe by the Time Variance Authority, but instead recruits a variant of Wolverine to save his universe from extinction.

Setelah proses panjang akuisisi studio Fox, akhirnya semua karakter Marvel yang dimiliki Fox bisa digunakan oleh Marvel Studios, lebih tepatnya Marvel Cinematic Universe (MCU). Walau bukan yang pertama, Deadpool dan Wolverine terhitung adalah dua karakter pertama yang memiliki kisahnya sendiri. Deadpool & Wolverine digarap oleh Shawn Levy yang merupakan spesialis komedi dan pernah berkolaborasi dengan dua bintangnya, Ryan Reynolds dan Hugh Jackman. Selain dua bintang regulernya, didukung pula oleh Monica Baccarin, Emma Corrin, Matthew Macfadyen, serta belasan bintang besar lainnya yang bermain sebagai cameo. Akankah sekuel kedua Deadpool ini mampu memberi terobosan baru bagi MCU yang tengah mengalami tren penurunan?

Sejak karakter X-Men bisa mereka gunakan, Marvel Studio tentu berpikir seribu kali, bagaimana agar puluhan karakter baru tersebut bisa masuk plot MCU dengan mulus. Deadpool & Wolverine tercatat adalah film MCU yang hanya rilis tahun ini dan ini di luar kelaziman. Usaha studio untuk memasukkan sosok X-Men melalui konsep multiverse rupanya mendapat respon dingin dalam Doctor Strange: Multiverse of Maddness dan Captain Marvel. Kegagalan besar Captain Marvel menjadi pemicu studio untuk akhirnya menunda banyak produksi MCU, sekaligus melakukan strategi ulang.

Kini, MCU mencoba mengambil jalan masuk berbeda, yakni TVA (Time Variance Authority) yang sudah dikenal fans MCU melalui seri Loki selama dua musim. Ini tentu problem besar bagi penonton Deadpool & Wolverine yang belum memahami konsep TVA yang kompleks dan rumit. TVA dan multiverse memiliki konsep berbeda dan tak mudah menjelaskannya dengan ringkas. Belum lagi tercatat beberapa film X-Men, salah satunya Logan (2017) yang punya relasi kuat dalam plot film ini.

Alkisah setelah peristiwa Deadpool 2, Wade Wilson (Reynolds) tak pernah lagi mengenakan kostumnya dan sulit untuk beradaptasi dalam kehidupan normal, walau rekan-rekannya termasuk sang buah hati, Vennesa ada didekatnya. Suatu ketika, sekelompok orang misterius menculiknya dan seorang oknum TVA bernama Mr. Paradox (Macfadyen) menjadi dalangnya. Wade mendapat info mahapenting bahwa universe-nya akan musnah dalam beberapa jam karena tewasnya Logan alias Wolverine (dalam kisah Logan). Paradox menawarkan Wade untuk bergabung dengan TVA, namun Wade menolak dan malah mencuri alat transport multiverse untuk mencari Wolverine (Jackman) agar bisa menyelamat semestanya. Siapa mengira, Wade justru membawa sosok Wolverine terburuk dari semua yang ada di alam semesta yang akhirnya membawa mereka ke tempat pembuangan abadi, The Void.

“Ini adalah eksposisi (babak satu) paling membingungkan dalam sejarah medium film”. Ya benar sekali, dan ini adalah kutipan dialog Deadpool sendiri dalam film ini. Bagi fans MCU dan seri X-Men sekalipun, belum tentu mudah memahami plotnya yang rumit. Menyoal TVA misalnya, hei tunggu, mana Mobius, Loki, dan Ouroboros? Apa plotnya berlangsung sesudah atau sebelum seri Loki musim satu dan dua? Pertanyaan bakal terus menganggu sepanjang film, bagaimana bisa dan mengapa sosok ini bisa di sana, ini dan itu siapa, dan seterusnya?  Kuncinya adalah TVA. Para penulis naskahnya dengan cerdik memanfaatkan konsep TVA dan segala perniknya, khususnya The Void, untuk bisa memasukkan semua karakter yang dimiliki Marvel (kecuali Spider-Man/Sony tentunya) dalam film-film sebelumnya hingga bahkan belum diproduksi. Tentunya spoiler jika dibahas di sini.

Baca Juga  Crimson Peaks

Oke cukup dengan TVA dengan segala kerumitannya, bagaimana dengan film ini sendiri? Boleh dibilang, film ini memiliki nuansa nonMCU yang kental ketimbang film-film MCU lainnya. Segar namun tidak segar, dikatakan sebuah inovasi juga tidak, karena semuanya telah ada dalam film-film sebelumnya. Banyolan Deadpool yang menembus tembok keempat (breaking the fourth wall) masih lucu tetapi sudah tidak sesegar dulu. Lelucon Deadpool tentang logo studio, Kevin Feigi, bujet film, efek visual, Mad Max, Honda Oddysey, dan lainnya sudah tak lagi menggigit walau sesekali membuat tertawa geli. Tak pernah ada yang serius dengan tokoh edan ini. Catat: tak pernah ada yang serius!

Ini kontras dengan sosok Wolverine yang serius dan tak banyak omong, namun entah mengapa chemistry mereka berdua terjalin kuat dan intim. Satu adegan istimewa adalah dialog intelek dan aksi pertarungan mereka di dalam mobil. Percaya atau tidak, ini adalah salah satu adegan aksi terbaik dan terkonyol yang pernah ada dalam genre superhero. Sungguh luar biasa edan. Satu lagi catatan adalah momen hangat antara Logan dan Laura, di mana akhirnya sang gadis kini telah cukup dewasa dan jujur untuk menilai “sang paman”. Momen menyentuh ini seolah menjawab banyak hal dalam film Logan. Sisanya, adalah kekonyolah dan kebrutalan tak berujung yang mampu mendefinisikan ulang nilai hiburan dalam medium film, yakni banyolan berupa tribute yang tak ada habisnya, termasuk musik pop era 1990-an.

Deadpool & Wolverine adalah usaha maksimum dari MCU untuk menggunakan semua elemen cerita yang telah mereka miliki, sekaligus salam perkenalan hangat bagi dua sosok superhero ikonik Marvel. Sebagai fans MCU, harus diakui film ini memiliki level menghibur yang berbeda dari semua film MCU, dan rasanya bakal sulit untuk dicari tandingnya. Satu-satunya faktor kontra yang bakal menghambat film ini mencapai sukses komersial besar adalah rating dewasa (rating Restricted (R) AS). Tidak menjawab pula akankah ini memberi solusi atas kelelahan genrenya tapi bagaimana potensi sekuel atau dua karakter ini bakal muncul lagi dalam film-film MCU kelak? Tak ada keraguan. Lalu bagaimana menyoal Loki yang telah menjadi dewa TVA dalam serinya, kemana sosoknya dalam film ini? Rasanya tak sulit dan biarkan fans MCU yang menjawab.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
90 %
Artikel SebelumnyaUpaya Dukungan terhadap Film Nasional sebagai Aset Bangsa oleh Negara
Artikel BerikutnyaKill
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.