Despicable Me 3 (2017)

89 min|Animation, Adventure, Comedy|30 Jun 2017
6.2Rating: 6.2 / 10 from 161,099 usersMetascore: 49
Gru meets his long-lost, charming, cheerful, and more successful twin brother Dru, who wants to team up with him for one last criminal heist.

Despicable Me 3 merupakan seri ketiga franchise sukses ini, bersama spin-off-nya, Minions. Seri kedua bersama Minions berhasil menembus angka fantastis 1 US$ milyar sehingga tidak mengherankan seri ini terus berlanjut. Film ini digarap Pierre Coffin dan Kyle Balda dengan bintang-bintang regulernya, Steve Carrel, Kirsten Wiig, serta Steve Coogan, dan Julie Andrews. Para Minion masih menjadi perhatian utama untuk memancing humor pada seri pertama dan keduanya, dan seri ketiganya kali ini tidak jauh berbeda.

Alkisah Gru dipecat dari Liga anti kejahatan akibat lolosnya sang buron besar, Balthazar Bratt. Situasi bertambah buruk ketika para Minion pun meninggalkan Gru karena sudah tidak dianggap “jahat”. Gru mendapat info jika ternyata ia memiliki adik kandung bernama Dru. Sang adik mengajak sang kakak untuk meneruskan tradisi menjadi penjahat dari sang ayah.

Rasanya tak ada yang perlu dikomentari dari kisahnya. Sejak seri kedua, film ini tidak lagi mampu untuk memberikan sebuah drama yang menyentuh seperti seri pertama. Film kedua dan ketiga ini hanya memberi jalan bagi para minion untuk beraksi tanpa konflik berarti dari tokoh-tokoh utamanya. Atraksi sesungguhnya ada disini, polah para minions. Namun, seri ketiga ini justru mereduksi penampilan para minion dengan lebih memberatkan pada masalah keluarga, dan semua subplot mudah sekali diprediksi dan ini sangat jenuh dan melelahkan. Kisah seolah baru berjalan dan hidup ketika para minion muncul. Titik.

Baca Juga  Munich: The Edge of War

Despicable Me 3 adalah sesuai ekspektasi, bahkan kisahnya lebih buruk dari seri sebelumnya. Minion adalah satu-satunya faktor kunci yang membuat film ini berjiwa. Franchise ini sebenarnya sudah tamat sejak seri pertamanya. Sang tokoh utama yang antagonis (jahat) adalah nilai kekuatan filmnya, ketika sikap Gru berubah, tentunya judul film sudah tidak lagi pas. Minions jelas aset terbesar seri ini dan melanjutkan seri spin-off-nya jelas lebih efektif daripada meneruskan seri ini. Adegan penutup film ini, sepertinya juga memberikan potensi spin-off lain, sekalipun pemain utama tetap sama. Jika ini kelak tidak menawarkan sesuatu yang baru pun, seri ini pasti bakal tenggelam.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
40 %
Artikel SebelumnyaSpider-Man: Homecoming
Artikel BerikutnyaBaywatch
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.