Devil’s Candy adalah film horor independen garapan sineas pendatang baru, Sean Byrne. Tanpa menggunakan bintang kenamaan film ini mencoba mencari sesuatu yang baru diantara ratusan plot horor sejenis. Film ini mengisahkan satu keluarga, ayah, ibu, dan putrinya, yang pindah ke sebuah rumah baru, yang sebelumnya penghuninya tewas tak wajar. Kisah selanjutnya tidak sulit untuk ditebak.
Sejak awal film ini telah memiliki keunikannya sendiri dengan memasukkan unsur musik metal ke dalam plotnya. Musik adalah menjadi jiwa film ini, yang entah mengapa membuat film ini menjadi lebih hidup dan unik. Alunan lagu dan musik grup Metallica memang jarang sekali dipakai dalam film, terlebih horor, dan sebagai fans berat grup musik ini, membuat film ini terasa lebih dekat dan familiar. Bahkan suara bisikan setan pun mampu tertutup oleh alunan musik metal ini. Entah apakah ada hubungan musik metal ini dengan plotnya masih belum jelas. Namun musik rock metal terutama klasik, baik lirik dan lagunya memang sering kali dihubung-hubungkan dengan iblis, aliran sesat, atau semacamnya.
Plotnya bisa dibilang memang terlalu konvensional untuk genrenya. Film bertema “rumah iblis”, sebuah keluarga yang pindah ke rumah baru, kerasukan, dan sebagainya, jelas sudah terlalu umum. Devil’s Candy bermain di area yang sedikit berbeda dengan adanya tokoh ketiga yang pernah menghuni rumah tersebut, sehingga membuat film ini berada di tengah antara plot film horor dan psikopat. Sekali pun sosok iblis tak pernah tampak, namun kehadirannya dapat selalu kita rasakan melalui penggunaan efek suara yang brilian. Para pemainnya walau tak banyak kita kenal, juga mampu bermain sangat baik, khususnya sang ayah (Ethan Embry), dan sosok Ray (Pruit Taylor Vince).
Devil’s Candy, walaupun inti plotnya terlalu konvensional, adalah sebuah film horor unik yang mampu memadukan musik rock metal dengan horor. Pesan filmnya memang sederhana, yakni hubungan orang tua dengan anak. Ketika orang tua lengah sedikit saja maka “setan” akan mengambil-alih anak mereka. Agak klise memang tapi rasanya ada benarnya juga, dan film ini menampilkan segala sesuatunya dengan unik. Bagi fans Metallica, ending credit-nya dijamin bakal menghibur. Kapan lagi bisa mendengarkan satu lagu utuh dengan sound system yang memadai seperti di bioskop.
WATCH TRAILER