Dongeng Mistis adalah film horor yang mengangkat kisah enam sosok hantu yang menjadi ikon di bumi nusantara ini, yakni Sundel Bolong, Pocong, Bajang, Begu Ganjang, Genderuwo, dan Lehak. Dongeng Mistis dibagi enam segmen cerita yang disutradarai pula oleh enam sutradara, yaitu Ahmad Romie, Andra Fembriarto, Ihsan Fadli, Kristian Pancanugroho, Orizon Astonia, dan Vicky Ray. Sementara naskah filmnya ditulis oleh Arief Fauzan. Keenam sutradara ini sebelumnya lebih dikenal sebagai pembuat film pendek (indie). Film berdurasi 88 menit ini diproduksi oleh Renee Pictures, Crossfade, dan Super 8mm Studio. Film ini dibintagi bebarapa aktor-aktris muda populer, seperti Dea Ananda, Gandhi Fernando, Putri Ayudya, Btari Chinta, Maryam Supraba, Ade Firman Hakim, dan Khiva Iskak.
Cerita pertama dibuka dengan teror Sundel Bolong yang dialami oleh seorang perempuan (Marya Supraba) yang tengah hamil. Mitos cerita Sundel Bolong membuatnya gelisah dan mengalami kejadian-kejadian aneh. Sementara cerita kedua berupa teror Pocong yang dialami oleh seorang ustaz (Kiky Armando) ketika perjalanan pulang setelah mengajar ngaji. Sang ustaz yang tak percaya dengan hal mistik mulai diuji imannya melalui sosok Pocong. Sementara cerita ketiga, sosok Bajang juga meminta pertanggungjawaban dari seorang perempuan muda (Putri Ayudya) yang sengaja menggugurkan janinnya. Seorang perempuan (Dea Ananda) mendapati sikap ayahnya yang aneh dan emosional sejak ia sakit. Akhirnya perempuan ini mendapati sang ayah memelihara Genderuwo. Lalu sebagai penutup cerita, seorang gadis (Btari Cinta) yang ingin menjadi seorang penari hingga memaksa sang ayah untuk memanggil Lehak.
Dongeng Mistis dikemas menarik dan unik menggunakan pola omnibus. Satu kisah selesai berganti kisah lainnya. Setiap segmen memiliki porsi cerita yang relatif seimbang. Sebelumnya, film horor lainnya yang juga menggunakan pola omnibus adalah Hysteria, yang terdiri dari 5 kisah pendek dan disutradarai pula oleh 5 sutradara. Dalam Dongeng Mistis, masing-masing segmen memiliki lokasi yang berbeda wilayah sesuai mitos makhluk halus terkait yang berhubungan dengan kepercayaan mistik setempat. Hal ini tentu menghadirkan kedekatan dengan penonton sehingga lebih merasakan dan larut dalam suasana teror. Salah satunya yang menarik adalah legenda Begu Ganjang yang dikenal di kalangan suku Batak. Horor yang bersifat lokal seperti ini jarang ditemui di film-film horor kita.
Kelemahan dari sisi cerita juga tak luput dari kisahnya. Pada segmen pertama, tempo plot yang amat lambat dan tak segera menggulirkan konflik membuat kita merasa bosan. Juga pada segmen Bajang, latar konflik antara dua tokohnya juga masih dirasa kurang hingga membuat sang perempuan muda menggugurkan kandungannya. Secara teknis, film ini pun juga banyak kekurangan. Misal saja, wadrobe dan make-up makhluk-makhluk tersebut ditampilkan seadanya. Sosok Genderuwo terlihat sekali jika menggunakan topeng layaknya kostum Halloween. Bajang digambarkan melalui sosok bayi yang sudah bisa merangkak padahal yang digugurkan adalah janin yang berusia 2 bulan. Apa memang visualisasi mitosnya seperti ini?
Dongeng Mistis sebenarnya memiliki potensi cerita lokal yang sangat baik, namun sayangnya efek ketegangan yang dibangun terasa kurang menggigit dengan sosok makhluk halus yang ditampilkan terkesan seadanya. Setidaknya, film ini telah menawarkan satu bentuk berbeda dari sisi kisahnya dengan menyajikan makhluk-makhluk lokal yang dekat dengan keseharian masing-masing tradisi dan budaya di beberapa daerah.
Tim Penulis: Eka Puspita Sari dan Wahyu Palupi Ningsih
WATCH TRAILER