Film tentang Wabah – Rekomendasi Montasefilm.com

0

Situasi yang semakin memburuk akibat COVID-19 tentu membuat kita semakin was-was. Saat ini mungkin separuh penduduk di dunia tengah berdiam diri di rumah untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Semua orang tentu dalam situasi tak nyaman. Seolah, kita saat ini tengah berada dalam cerita film yang biasa kita tonton. Siapa mengira, kita bisa mengalami hal yang lebih buruk daripada di cerita film, padahal kisahnya cuma rekaan. Untuk itu, kami mencoba untuk melakukan kilas-balik, film-film yang berhubungan dengan situasi yang sama, sebuah pandemi atau wabah yang meluas entah itu dalam skala kecil atau global. Siapa tahu, kita bisa tahu lebih atau sedikit, bagaimana sebuah wabah bisa meluas dan bisa mengantisipasi agar tidak menjadi lebih buruk. Masih banyak sebenarnya film bertema wabah lainnya, namun redaksi kami memilih film-film terbaik yang mewakili era, wilayah, dan subgenrenya. Silahkan klik judul filmnya untuk membaca ulasan film yang lebih rinci. Selamat membaca dan menonton.

The Casandra Crossing (1980)

Era 1970-an dikenal sebagai era emas film bencana, satu contohnya yang terkait dengan bencana wabah adalah The Cassandra Crossing (1976). Inti filmnya berkisah tentang satu wabah penyakit yang ditularkan di sebuah kereta api yang tengah berjalan. Menarik bukan. Sejak awal hingga akhir, film ini seolah tanpa henti menyajikan ketegangan. Sisi ketegangan dan aksi pun tensinya semakin naik hingga segmen aksi klimaks yang memuncak. Ruang yang terbatas, tak ada jalan keluar, dan berpacu dengan waktu menjadi formula ampuh untuk mempermainkan emosi penonton.

Outbreak (1995)

Banyak hal yang ada di film ini, semua sungguh terjadi bahkan yang kita alami saat ini, rasanya lebih buruk. Outbreak hingga kini adalah salah satu contoh genre bencana dengan struktur cerita yang solid, gamblang, dan sederhana. Kisahnya, seekor monyet kecil Afrika, pembawa virus, ditangkap dan dibawa ke AS untuk dijual hingga sampai ke kota kecil Cedar Creek, California. Masalah pun bermula di sini ketika toko penjual tercakar oleh sang monyet hingga terinfeksi virus dan menulari warga kota kecil ini. Outbreak bisa menjadi satu contoh kasus kecil bagaimana serangan virus bisa berdampak besar dalam waktu singkat. Outbreak adalah satu contoh film bencana virus terbaik dan tipikal genrenya, plot tanpa henti, peralatan dan properti militer yang mapan, aksi seru menegangkan, sisipan humor, hingga permainan menawan para pemain bintangnya.

The Happening (2008)

The Happening adalah film thriller bencana arahan sineas kondang M. Night Shyamalan yang bertindak pula sebagai produser dan penulis naskahnya. Alkisah Kota New York dilanda bencana misterius. Ribuan warga kota mendadak membunuh dirinya sendiri tanpa alasan yang jelas, bak mereka dihipnotis. Sejak awal hingga menjelang akhir, penonton di bawa masuk ke dalam situasi tak menentu yang tak jelas mengapa dan sangat membuat rasa penasaran kita terusik. Adegan pembuka yang memperlihatkan warga kota yang bunuh diri secara massal disajikan begitu menakutkan.  The Happening memiliki konsep dan premis unik yang absurd dengan eksekusi matang, tidak hingga dikecewakan segmen penutup yang antiklimaks. Alam memang masih banyak menyimpan misteri yang belum bisa dipahami akal dan logika manusia. Jika kita menggunakan perspektif ini, The Happening akan terlihat sangat berbeda. Terlebih situasi yang kita alami sekarang dengan wabah COVID-19, membuat apa yang terjadi di film ini terasa lebih masuk akal.

Baca Juga  Film tentang Wabah: Outbreak

Contagion (2011)

Beberapa waktu belakangan ini, popularitas film bencana virus Contagion (2011) garapan sineas kondang Steven Soderberg semakin naik. Contagion banyak disorot medsos karena kemiripan kisahnya dengan bencana wabah yang melanda dunia saat ini. Contagion berkisah tentang wabah mematikan, yakni virus MEV-1 yang digambarkan sejak awal sekali, bagaimana bencana ini bisa bermula. Oleh karena luasnya skala cerita, sang sineas menggunakan banyak plot dan karakter dalam menyajikan kisahnya. Film ini telah menyajikan secara lengkap segala macam proses dan prosedur dari A hingga Z. Melalui gambaran film ini, selain menambah pengetahuan tentang seluk-beluk virus, kita sebagai warga biasa dapat lebih berhati-hati lagi, untuk menjaga kesehatan tubuh kita sendiri maupun lingkungan sekitar.

The Flu (2013)

Mewakili film Asia untuk film bertema wabah, walau tak sebaik yang dibayangkan, namun The Flu boleh diapresiasi karena ambisi besarnya. Popularitas film ini, kini semakin meningkat mengingat situasi yang sama terjadi kini, walau COVID-19 tak seburuk virus di filmnya. Filmnya berkisah tentang wabah flu yang melanda kota Bundang yang berpenduduk nyaris 500.000 orang yang hanya berjarak 14 km dari Seoul, Korea Selatan. Ambisius, kolosal, dramatik, dan penuh ketegangan, namun The Flu tak mampu mengangkat potensi naskahnya yang tidak mengindahkan logika di separuh akhir filmnya. Apresiasi patut dilayangkan para pembuat film karena tak mudah membuat film berskala kolosal macam ini.

World War Z (2013)

Film tentang Zombi yang juga terhitung sebagai wabah, sudah ratusan jumlahnya dengan ragam  genrenya. Film klasiknya, Night of the Living Dead (1968) memang sulit dicari tandingan, namun sejak era milennium baru, muncul beberapa film zombi yang berkualitas. Mewakili film zombi masa kini adalah World War Z. Film ini tidak hanya semata menghibur, namun adalah sebuah pencapaian estetik yang segar untuk genrenya dengan skala kisahnya yang luas. Cepat, intense, penuh kejutan, dan menegangkan, World War Z adalah salah satu film zombi terbaik di era modern. Film ini adalah satu contoh brilian bagaimana menggunakan sosok zombi dan sisi sinematik serta ruang lingkup cerita untuk mengemas ketegangannya.

PENILAIAN KAMI
Overall
100 %
Artikel SebelumnyaThe Willoughbys- English
Artikel BerikutnyaExtraction
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses