From Paris with Love (2010)
92 min|Action, Crime, Thriller|05 Feb 2010
6.4Rating: 6.4 / 10 from 122,638 usersMetascore: 42
In Paris, a young employee in the office of the US Ambassador hooks up with an American spy looking to stop a terrorist attack in the city.

From Paris with Love adalah film aksi garapan sineas Perancis Pierre Morrel. Naskahnya sendiri ditulis oleh sineas Perancis kenamaan Luc Besson yang seperti kita tahu telah menulis naskah film-film penuh aksi seperti La Femme Nikita, Leon, seri Taxi, Taken, serta seri Transporter. Film ini dibintangi oleh aktor kawakan John Travolta dan Jonathan Rhys Meyers.

James Reece (Meyers) adalah asisten duta besar Amerika Peracis yang mendambakan tugas lapangan yang lebih menantang. James hidup bahagia bersama kekasihnya, Caroline yang senantiasa mendukung pekerjaannya. Suatu ketika James mendapat tugas dari atasannya untuk menemani seorang agen khusus, Charlie Wax (Travolta) dalam sebuah operasi rahasia. Wax yang bekerja cepat dan brutal sangat mengejutkan James. Lambat laun James akhirnya sadar jika Wax ternyata berusaha mengungkap dan menghabisi jaringan teroris di Paris yang akan beraksi dalam sebuah KTT yang berlangsung di Paris dalam waktu dekat.

Satu hal yang menjadi nilai unik (bukan lebih) film ini adalah sosok Travolta yang bermain sebagai agen Charlie Wax. Travolta kali ini tampil plontos dan beranting sebagai sosok agen yang bertindak spontan, cuek, suka bercanda sekaligus brutal. Sang aktor yang telah berumur ini ternyata masih mampu bermain enerjik dalam film aksi bertempo tinggi ini. Rekan mainnya Jonathan Rhyes Meyers tidak bermain buruk sebagai sosok James Reece yang lugu dan memiliki chemistry yang lumayan dengan Wax. Keluguan James menjadi bahan lawakan Wax yang memberi banyak unsur komedi dalam film ini.

Baca Juga  Beetlejuice Beetlejuice

Tak banyak komentar untuk plot filmnya. Seperti film-film Besson kebanyakan, tempo cerita yang cepat dan ringkas semata-mata hanya untuk memotivasi munculnya adegan aksi. Satu adegan aksi demi adegan aksi berikutnya muncul tanpa henti hingga klimaks filmnya. Logika tidak perlu dipertanyakan lagi. Memang bisa di mengerti mengapa Wax secara membabi buta menghabisi semua orang yang terlibat dalam jaringan teroris tersebut namun yang tidak bisa di mengerti mengapa ia harus menghabisi satu kelompok geng jalanan yang sepertinya tidak terlibat apa-apa. Menghibur memang tapi konyol!

From Paris with Love memakai formula standar film aksi kebanyakan, plot yang ringan mudah ditebak serta aksi tentunya. Nilai hiburan filmnya selain adegan aksi yang seru adalah unsur komedi yang diselipkan dalam banyak adegannya. Travolta jelas adalah menjadi daya tarik utama film ini. Untuk penonton yang suka film aksi ringan dan menghibur, film ini jelas bisa menjadi pilihan tontonan. Warning untuk penonton wanita: this is not romance movie!

PENILAIAN KAMI
Overall
50 %
Artikel SebelumnyaDari Redaksi mOntase
Artikel BerikutnyaThe Left Bank Cinema
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.