Film independen bujet rendah berkualitas tinggi memang terhitung langka dan God’s Country adalah satu contoh bagus. God’s Country adalah film drama thriller arahan Julian Higgins. Film ini dibintangi Thandiwe Newton, serta Jeremy Bobb, Joris Jarsky, serta Tanaya Beatty. Film ini diadaptasi dari novel brejudul Winter’s Lights karya James Lee Burke. Lalu, seberapa baikkah film ini?
“All I’m saying is before you park on someone’s property, you have to ask.”
Sang profesor, Sandra (Newton) baru saja kehilangan suaminya yang sakit keras. Mereka tinggal di wilayah terpencil pinggiran kota, di mana Sandra mengajar di satu universitas di sana. Suatu ketika, mobil dua orang pemburu lokal memarkir kendaraan mereka di lahan Sandra. Merasa pesan tertulisnya tidak digagas, Sandra lalu memberanikan diri menemui mereka ketika besoknya memarkir mobil mereka di tempat yang sama. Ketika lagi-lagi para pemburu kembali mengulangi hal yang sama, Sandra pun menarik mobil mereka keluar dari lahannya. Aksi Sandra rupanya menggiring masalah ini ke konflik yang lebih besar.
Film sejenis dengan tema “wilayah tak tersentuh hukum” semacam ini rasa-rasanya sudah sering disajikan, dari aksi, western, hingga drama. God’s Country menyajikan kisahnya dengan sabar melalui kemasan sinematik yang sangat baik. Sejak adegan pembuka, gelagat ini mulai tampak, khususnya sisi sinematografi dengan komposisi kuat dan kadang memiliki arti tersembunyi. Sejalan dengan kisahnya, beberapa shot sejenis digunakan dalam momen-momennya. Shot ending-nya yang menggunakan teknik long take adalah yang terbaik. Satu shot berkelas menutup kisahnya dengan resolusi yang mengejutkan.
Kasting adalah faktor lain yang menjadi kekuatan film ini. Newton bermain istimewa sebagai sang profesor yang mencoba sekuat tenaganya untuk memegang teguh aturan hukum. Sikapnya yang acapkali berlebihan kadang terasa menyebalkan, namun ini adalah yang menjadi poin penting kisahnya. Ekspresi wajah sang aktris seringkali lebih berbicara ketimbang dialog. Sebuah sikap keraguan yang berada di ambang batas toleransi kekuatan batinnya. Sandra bukanlah jagoan seperti John Wick, namun sikap sang profesor terjelaskan melalui ending-nya.
God’s Country memiliki cerita sederhana bertema berat dengan isu tumpang tindih melalui kemasan sinematografi istimewa. Apa sebenarnya yang ingin dituju kisahnya dengan closing statement-nya? Soal rasisme? Pelecehan perempuan? Kekerasan senjata api? Hukum yang tak bekerja? Apapun itu, segalanya bak lingkaran setan yang berbalik kembali mengarah ke neraka. Kisahnya yang bernuansa suram dan pesimis adalah satu bentuk kepasrahan pada sistem yang rusak. Jelas bukan satu sikap yang optimis, namun tidak untuk pendekatan estetiknya yang berkelas. Jika saja isunya ditata lebih rapi dengan naskah yang lebih solid, serta mengkasting bintang besar, film ini jelas punya potensi luar biasa.