Ketakutan diciptakan melalui Hi5teria yang merupakan kompilasi lima film pendek karya lima sineas muda yang baru memulai debut mereka di layar lebar. Omnibus film horor memang jarang namun bukanlah sesuatu yang baru dalam perfilman Indonesia. Takut : Faces old Fear (2008) menghadirkan tujuh sutradara yang menggarap enam kisah berbeda.
Segmen pembuka karya Adriyanto Dewo berjudul “Pasar Setan”. Segmen ini menampilkan hal paling menakutkan yang harus dihadapi oleh para pendaki gunung, yaitu tersesat. Dari judul filmnya saja sudah tidak sesuai dengan jalan cerita (entah mungkin ada makna lain), karena kisahnya sendiri lebih terpusat pada aksi tersesat. Disamping itu suasana hutan yang diambil pada siang hari juga mengurangi rasa takut penonton. Segmen “Wajang Koelit” oleh Chairun Nisa merupakan segmen yang mengusung budaya Jawa Tengah yang memiliki karakter mistik yang kuat. Pertunjukan Wayang, musik dari gamelan, nyanyian ‘nembang’ Jawa yang magis sukses membuat histeria penonton. Menariknya, segmen ini diperankan oleh pemain luar (Maya Otos) yang berperan sebagai wartawan asing.
“Kotak Musik” karya Billy Christian mengangkat kisah perempuan yang apatis dengan dunia mistik. Ia harus mempertanyakan lagi ketidakpercayaannya saat diteror oleh kotak musik dari rumah berhantu. Sayangnya banyak hal yang tidak dieksplor dalam film ini. Dengan kualitas akting Luna Maya yang lumayan mendukung, film ini dapat lebih menakutkan serta memberikan sentuhan psikologi thriller yang dahsyat. “Palasik” karya Nicholas Yudifar menceritakan tentang legenda makhluk mistis asal Minangkabau, kepala terbang tanpa tubuh yang meneror wanita hamil. Akting Poppy Sovia dan Imelda Therinne sudah cukup baik namun sayangnya kualitas film tidak diimbangi penampakan hantu Palasik yang tampak konyol dengan efek visual murahan. Terakhir “Loket” karya Harvan Agustriansyah mengisahkan tentang seorang wanita penjaga loket parkir di sebuah gendung yang diteror oleh sesosok hantu wanita misterius. Peran wanita yang terjebak di basement memang menarik dan menegangkan ditambah dengan penampilan Bella Esperance yang menyeramkan.
Secara keseluruhan Histeria masih jauh dari sempurna. Dari sisi ide film ini tentu banyak kemiripan dengan film horor Thailand, yakni 4bia dan sekuelnya. Dari segi setting sudah lumayan meskipun tidak semuanya memuaskan. Dari segi make up, sosok hantu juga kurang menyeramkan diperparah efek visual yang kurang memadai. Ilustrasi musik oleh Tya Subiakto cukup baik dan mampu menambah unsur ketegangan. Satu keunggulan dari Hi5teria adalah tidak adanya unsur erotis murahan yang melekat pada banyak film horor kita kebanyakan. Film ini adalah salah satu contoh yang dapat menjadi cambuk semangat bagi para sineas muda untuk masuk ke industri perfilman layar lebar nasional dan sekaligus pembelajaran untuk mereka menuju karir yang lebih besar.
WATCH TRAILER