Nama Sophon Sakdaphisit di kancah film horor Thailand bisa disejajarkan dengan Banjong Pisanthanakun. Keduanya juga kerap berkolaborasi sebagai penulis skenario dan sutradara. Sophon dikenal sebagai penulis skenario film horor populer, baik yang ditulisnya sendiri maupun keroyokan, seperti Shutter, Alone, 4bia, Laddaland, dan The Promise. Film besutannya yang populer adalah Laddaland dan The Promise. Kini ia kembali di bangku skenario dan sutradara lewat Home for Rent.
Disebut terinspirasi oleh kisah nyata, Sophon menyodorkan premis yang menarik tentang penyewa rumah misterius yang membuat pemilik rumah ketakutan. Dikisahkan Ning (New Nittha) membujuk suaminya, Kwin (Sukollawat Kanarot), untuk menyewakan rumah dan pindah ke kondominium, demi uang sewa yang besar. Awalnya Kwin nampak keberatan. Tapi setelah berjumpa dengan dua calon penyewa, ibu dan anak bernama Ratree (Penpak Sirikul) dan Nuch (Namfon Pakdee) ia malah spontan menyetujuinya. Tak lama kemudian terjadi serentetan peristiwa janggal. Hal yang sulit dijelaskan terjadi setiap pukul 03.45.
Sophon masih menunjukkan tajinya lewat Home for Rent. Di sini ia tak banyak menyodorkan penampakan mengerikan, melainkan ia dengan sabar dan terampil membangun suasana mencekam hingga tiba di bagian puncak. Lewat bangunan suasana yang mencekam tersebut, ia biarkan penonton merasa tak nyaman dengan sendirinya.
Kali ini ia banyak bereksplorasi dengan sekte dan ritual ilmu hitam. Ia memanfaatkan beberapa kasus nyata di beberapa negara Asia yang berkaitan dengan sekte. Agar suasana makin terasa mencekam dan familiar, ia gunakan berbagai unsur yang umum di film horor Asia, seperti mantera, dupa, peralatan ritual, dan burung gagak. Jangan lupakan waktu dini hari yang konon merupakan waktu-waktu di mana makhluk gaib mampu menembus dimensi manusia.
Selama paruh awal, penonton dibiarkan larut dalam ketegangan dan suasana mencekam. Namun kemudian Sophon mulai bereksperimen dengan sejumlah twist yang berhasil membelokkan persepsi penonton. Sejumlah twist tersebut mampu menambal kepingan teka-teki yang tersebar. Memang penggunaan twist ini cukup populer dan berhasil memberikan efek sebagai film yang tak terduga. Namun yang kontra menyebut penggunaan twist sebagai cara mudah mengecoh penonton, alih-alih tetap bertahan dengan membangun cerita yang utuh.
Dalan film ini peran yang menonjol adalah Ning yang diperankan Mew Nitta. Di kalangan penggemar film Thailand di Indonesia, nama Mew Nitta meroket sejak membintangi drama romantis One Day. Ia kemudian kerap membintangi drama romantis. Oleh karenanya hal yang menggembirakan melihat Mew Nitta keluar dari zona nyamannya dan bermain di film horor. Sebagai Ning, ia memberikan nyawa dan menggerakkan cerita. Ia menjadi sosok ‘heroine’ yang berjuang menyelamatkan putrinya dan membongkar kebusukan penyewa rumahnya.
Akan lebih baik bila Sophon memberikan lebih banyak porsi untuk mengeksplorasi kelompok sekte tersebut. Latar belakang Ratree dan pengikutnya juga menarik dikulik lebih dalam. Dari segi level keseraman, film ini menawarkan atmosfer mencekam, namun bukan sesuatu yang benar-benar menakutkan hingga si penonton masih merasa ketakutan setiba di rumah. Penonton mungkin hanya beberapa kali terkaget-kaget karena Sophon kerap menggunakan jumpscare, bahkan di adegan yang sebenarnya juga tak berpotensi menyeramkan.
awalnya kukira copycat paranormal activity entah lupa yg jilid berapa……tapi ternyata sudah sampai di titik persamaan kok masih setengah film ……ternyata ada alur maju mundur cantiknya……salah satu unggulan film ini sih dibanding film yg mirip di atas.
suka sama actressnya cocok dah jadi damsel in distress
boleh ditonton rame rame meski gak seberapa seram en gory