House of Darkness adalah film komedi thriller arahan yang juga ditulis Neil LaBute. Film ini dibintangi beberapa nama yang tak asing, yakni Kate Bosworth, Justin Long, Gia Crovatin, dan Lucy Walters. Dengan set terbatas dan pemain minim, The House of Darkness mencoba menawarkan sesuatu yang unik, sejauh apa?
“Once upon a time… ”
Seorang pria (Long) mengantar seorang perempuan muda (Bosworth) berparas memikat pulang ke rumahnya ke daerah pinggiran di tengah hutan. Tempat tinggal tersebut ternyata berupa kastil tua yang misterius dan suram. Sang pria pun diajak masuk, mereka pun mengobrol sembari saling menggoda. Sebelum bertindak lebih jauh, sang pria pun menyadari bahwa mereka ternyata tidak sendirian di bangunan tua besar tersebut.
Apa yang diharapkan melalui plot simpel seperti ini? Dengan pola dialog ringan ala “Before Sunrise”, alur plotnya bergerak lambat dengan segala pertanyaan terusik di benak kita. Kejutan besar (twist) adalah satu hal yang pasti kita harapkan. Arah kisahnya sudah terbaca di depan mata. Ibarat, “don’t play with your food”, kita semua tahu, ada yang tak beres dengan sosok perempuan ini dan tempat tersebut. Lalu, “BAM”! Kejutan yang sudah kita antisipasi pun terjadi. Pertanyaannya, apakah itu sebuah kejutan?
House of Darkness mencoba opsi minimalis yang segar dari subgenre yang membludak, walau ending-nya kurang menggigit. Di luar set yang menawan dan sinematografi yang terukur, kasting adalah satu hal yang menjadi daya tarik utama film ini. Dialog pancingan dan godaan ringan, tak akan terlihat natural tanpa penampilan memikat dua kastingnya, Long dan Bosworth. Jika hanya mereka berdua saja yang bermain, bisa jadi arah kisahnya berbeda. Jika ditambahkan secuil saja sebuah “nilai”, misal sang gadis mencari sesuatu yang lebih hanya dari sekadar permainan, bisa jadi ceritanya lebih punya kedalaman. Kejutan pun tak lebih dari sebuah kejutan biasa tanpa makna.
Setiap kali saya melihat aktor ini, saya merasa seperti di rumah sendiri. Dia hebat dalam komedi, tapi getarannya benar-benar fenomenal ketika saya melihatnya di film horor. Diremehkan pasti; akan senang melihat lebih banyak darinya.
Jeritan itu di akhir masih sama seperti di Jeepers Creepers. Saya suka JL di thriller. Film terbaik dengan cerita yang bagus.