Incarnate (2016)

87 min|Horror, Thriller|02 Dec 2016
5.3Rating: 5.3 / 10 from 14,259 usersMetascore: 30
A scientist with the ability to enter the subconscious minds of the possessed must save a young boy from the grips of a demon with powers never seen before, while facing the horrors of his past.

Satu lagi film horor supernatural, Incarnate dirilis menjelang liburan akhir tahun oleh produser spesialis horor, Jason Blum. Incarnate digarap oleh Brad Peyton yang tahun lalu menggarap film bencana sukses San Andreas. Film horor yang dibintangi oleh Aaron Eckhart sebenarnya sudah selesai diproduksi sejak tahun 2015 namun entah mengapa baru dirilis akhir tahun ini.

Sekalipun tubuhnya cacat dan berada di atas kursi roda namun Dr. Seth Ember memiliki kemampuan khusus untuk mengeluarkan entiti dari tubuh manusia. Suatu ketika pihak gereja Vatican meminta jasanya untuk mengusir entiti yang merasuki bocah berumur 11 tahun. Kasus yang semula ia anggap mudah ternyata diluar dugaan berujung pada masalah lain yang berhubungan dengan trauma masa lalunya.

Memasuki alam bawah sadar manusia memang bukan hal baru (The Cell, The Matrix, Inception) namun dalam genre horor hal ini tergolong segar. Penggunaan sisi sains ditambah kemampuan Dr. Ember untuk mengusir “iblis” tanpa ada embel-embel agama membuat segalanya semakin menarik. Tak ada ritual pengusiran iblis dengan bacaan ayat latin serta percikan air suci a la The Exorcist dan The Conjuring. Semua dilakukan murni karena kemampuan supernatural Dr. Ember yang fisiknya lumpuh. Sang dokter layaknya seorang “superhero” ketika berada di alam pikiran.

Baca Juga  Ipar Adalah Maut

Amat disayangkan semua ini mengendur dengan alur kisahnya yang mudah terbaca. Pecinta horor rasanya tidak sulit untuk menduga apa yang bakal terjadi. Situasi dengan arah cerita dan ending yang sama sudah terlalu banyak dalam film sejenis. Dari sisi horor film ini juga tak ada satu momen pun yang menggigit. Satu hal unik sebenarnya adalah penggunaan ruang terbatas sepanjang kisahnya yang dominan berada di kamar aparteman sang bocah namun ini pun tidak dieksplorasi maksimal. Dengan aktor mapan serta bujet yang cukup untuk sekelas film ini mestinya film ini bisa berbicara lebih.

Incarnate mencoba menggunakan pendekatan berbeda untuk plot “pengusiran setan” namun tidak seimbang dengan kisahnya yang terlalu umum untuk genrenya. Jika filmnya digarap lebih mapan baik sisi cerita maupun teknis rasanya film ini bisa jauh lebih baik. Dr. Ember yang eksentrik dengan segala cacat fisiknya sebenarnya punya potensi untuk berkembang menjadi sosok pengusir setan “sinematik” yang laku untuk dijual. Sayang sekali.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
50 %
Artikel SebelumnyaCinta Laki-Laki Biasa
Artikel BerikutnyaTerjebak Nostalgia
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.