It (2017)

135 min|Horror|08 Sep 2017
7.3Rating: 7.3 / 10 from 580,590 usersMetascore: 69
In the summer of 1989, a group of bullied kids band together to destroy a shape-shifting monster, which disguises itself as a clown and preys on the children of Derry, their small Maine town.

It adalah film horor yang diadaptasi dari novel populer berjudul sama karya Stephen King, tahun 1986. Novel ini sendiri juga pernah diadaptasi menjadi miniseri TV (2 Episode) pada tahun 1990 yang sukses luar biasa (rating) dan dipuji banyak pengamat. Filmnya kali ini digarap oleh Andy Muschietti yang kita kenal melalui film horor garapannya, Mama. Film ini sendiri dibintangi sederetan bintang cilik yang masih asing di telinga kita, dengan aktor muda Bill Skarsgård sebagai sang badut iblis.

Alkisah di Kota kecil bernama Derry, kutukan selalu melanda kota tersebut sejak masa silam yang menelan banyak korban jiwa. Kini, tahun 1989, kutukan tersebut kembali mengambil nyawa, salah satunya adalah adik Bill, yang tewas akibat sosok badut misterius. Dalam perkembangan, satu persatu rekan sekolah Bill memiliki penglihatan yang sama terhadap sosok badut tersebut. Bill bersama rekan-rekannya, yang dijuluki The Losers Club, mencoba menguak misteri hilangnya para siswa di sekolah mereka.

Miniseri TV-nya, tiga dekade lalu memang meninggalkan kesan mendalam hingga kini. Kengerian dan teror dari sang badut, kala itu mampu membuat terbawa di benak saya hingga sulit untuk tidur. Film panjangnya kurang lebih memiliki sensasi yang sama serta mampu membawa nostalgia kita ke film-film anak-anak pada era tersebut, sebut saja E.T., Stand By Me, The Goonies, hingga film fiksi ilmiah modern garapan J.J. Abrams, Super 8. Dari sisi horornya, gaya film ini mengingatkan banyak pada seri ikonik, A Nightmare on Elm Street. Bagi penonton yang akrab dengan film-film ini sensasi nostalgia jelas tak bisa dipungkiri. Kisah filmnya ringan, menghibur, selera humor khas eranya, bumbu roman remaja, hingga pesan persahabatan yang kuat.

Baca Juga  Bad Times at the El Royale

Jika kita bandingkan dengan film horor modern macam The Conjuring, Insidious, dan lainnya, film ini jelas memiliki sentuhan yang sangat berbeda. Nyaris tak banyak efek horor dengan musik yang mengagetkan seperti di film-film tersebut. Dengan gaya horor tradisional serta mengandalkan sedikit sentuhan CGI, film ini cukup efektif membangun teror dengan lebih memperkuat unsur cerita dari tokoh ke tokohnya sehingga penonton tak sulit untuk bisa melebur dalam kisahnya. Walau tak semuanya luwes, namun penampilan bintang-bintang cilik ini cukup untuk membuat penonton bisa berempati dengan mereka. Bill Skarsgård bermain sebagai sang badut jelas tak banyak menguras energi aktingnya.

It menawarkan sentuhan nostalgia film anak-anak era 80-an tanpa banyak intervensi gaya film horor masa kini. Tak lebih. Tak ada sesuatu yang baru di film ini, hanya saja film ini menawarkan konsep dwilogi, yang jarang untuk genrenya. Film chapter pertama ini merupakan pembuka yang baik untuk kelanjutan filmnya kelak, yang masih belum jelas masa rilisnya. It setidaknya juga menawarkan nilai dan pesan yang jarang ada dalam film sejenis masa kini, yakni tentang melepas rasa takut melalui hubungan persahabatan yang kuat. Satu komen tentang aksi klimaksnya yang agak konyol, saya mengutip ucapan Ichabod Crane (Johnny Depp) pada adegan kincir angin dalam Sleepy Hollow. Ketika Crane ditanya, “Is he dead?(penunggang kuda tanpa kepala)”, ia lantas menjawab “That’s the problem. He was dead to begin with.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaSpiderman Rilis Poster Baru di Cina
Artikel BerikutnyaMidnight Runners
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.