Jagongan Media Rakyat (JMR) 2010 yang kedua kali ini diadakan di Jogja Nasional Museum mulai tanggal 22 hingga 25 Juli 2010 dengan tema “Berkumpul, Berbagi, Bergerak”. JMR sendiri diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan geliat media-media komunitas di Indonesia, khususnya di Jogja agar lebih mampu meningkatkan potensi nilai-nilai lokal yang diusung oleh berbagai media komunitas itu sendiri, serta mempertemukan berbagai bentuk media komunitas agar mampu menjadi satu kesatuan yang solid.
JMR diramaikan oleh berbagai macam bentuk media Komunitas yang berhubungan dengan seni Audio Visual, diantaranya, ATVKI ( Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia) yang merupakan suatu organisasi yang beranggotakan televisi komunitas di seluruh Indonesia, yang dalam pagelaran ini diwakilkan oleh televisi komunitas Kota Grabag, Magelang, yakni Grabag TV. Kemudian ada pula Cinema Lovers Communication (CLC) Purbalingga yang merupakan komunitas film pelajar dari Kota Purbalingga, yang bergerak dalam pembuatan film independen sekaligus kine club pelajar di Purbalingga. Ada pula FFD (Festival Film Dokumenter) yang merupakan sebuah ajang Festival Film Dokumenter yang rutin diadakan setiap tahun sebagai wadah apresiasi bagi film-film Dokumenter lokal maupun mancanegara. Selain itu pula juga turut serta berbagai komunitas fotografi seperti Pinhole dan Unit Fotografi UGM, serta masih banyak media komunitas lainya yang turut serta meramaikan acara ini.
JMR kali ini hadir dengan berbagai sajian, seperti pemutaran film, workshop, talkshow, seminar, hingga pagelaran seni. Untuk pemutaran film sendiri diadakan oleh komunitas film Purbalinggan (CLC) yang memutar film-film karya berbagai pelajar dari Purbalingga dengan tema “Pemutaran Film Banyumasan”, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi film tersebut. Untuk workshop ada dari komunitas Pinhole yang mengusung tema “Memotret Dunia dari Lubang Jarum” yang membahas tentang pembuatan foto dengan kamera lubang jarum serta berbagai variannya. Kemudian ada juga workshop oleh komunitas masyarakat peduli media dengan tema “ Pertama Mengaburkan: Menjadi Penonton TV yang Cerdas” yang mencoba memberi wawasan kepada penonton untuk dapat lebih selektif dalam mencerna program-program acara dari berbagai stasiun televisi yang ada. Dari pagelaran seni, di tampilkan berbagai pentas seni tradisional yang bertujuan sebagai sarana unjuk gigi para seniman tradisional, seperti topeng ireng, kemudian angklung bambu, wayang kardus, pertunjukan, dan masih banyak lainnya.
Secara keseluruhan JMR cukup diminati oleh orang-orang yang bergelut dalam media komunitas, terlihat dari banyaknya media komunitas yang ikut berpartisipasi yang jumlahnya mencapai sekitar 40 komunitas dari berbagai daerah. Hal ini selaras dengan misi pagelaran ini sendiri, yang bertema Berkumpul, Berbagi, Bergerak yang mengisyaratkan bahwa pagelaran ini mencoba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin media komunitas dari seluruh Indonesia dengan berbagai jenisnya baik itu pelaku media komunitas maupun penikmat, sehingga dapat saling berbagi maupun berkolaborasi untuk kemudian dapat bergerak bersama dalam mencerdaskan bangsa melalui media komunitas.
Selama 4 hari penyelenggaraan acara yang berlangsung dari jam 09.00 – 21.30 WIB ini, kami melihat kurangnya antusiasme dari para pengunjung JMR, terlihat dari cukup lenggangnya stand-stand media komunitas, dan bahkan beberapa stan juga ada yang terlihat kosong. Interaksi antara pengunjung dengan media komunitas terlihat lenggang, bahkan diskusi maupun pemutaran film juga terlihat sepi, tampak dari beberapa kursi yang kosong. Namun beberapa workshop yang dilangsungkan di gedung utama beberapa kali kami lihat selalu penuh dengan peserta.
Terlepas dari sepinya antusias pengunjung JMR 2010 ini, pagelaran ini pantas mendapat apresiasi positif, sebab bagaimanapun juga media komunitas memang sangat dibutuhkan dalam memajukan bangsa serta menjadikan masyarakat yang cerdas dan melek media. Sebab media komunitas sendiri memiliki potensi yang besar sebagai wadah pemikiran yang independen untuk mempertahankan warisan budaya serta nilai-nilai lokal. Ke depan kami berharap JMR mampu lebih baik dalam berbagai hal, dengan media komunitas yang lebih variatif serta mampu menarik minat masyarakat luas untuk ikut serta dalam mengembangkan media komunitas.