Warning: Spoiler Content
Mulan adalah salah satu film yang saya tunggu-tunggu di tahun 2020. Saya sangat senang karena studio Disney terus memproduksi film versi live action film-film animasinya. Setelah beberapa film sebelumnya cukup banyak mendapatkan reaksi negatif khususnya Aladin, apakah Mulan mampu memenuhi ekspektasi penonton?
Mulan disutradarai oleh Niki Caro yang sebelumnya sukses menggarap film-film bertema perempuan, seperti Whale Rider (2002), North Country (2005) dan A Zoo Keepers’s Wife (2017). Naskah ditulis oleh Elizabeth Martin, Lauren Hynek, Rick Jaffa, dan Amanda Silver. Beberapa perbedaan yang terdapat dalam versi animasi dan live action memberikan kesan megah menghilang. Terdapat adegan yang tidak disajikan dengan maksimal sehingga efek dramatisnya menjadi terjun bebas. Tetapi, di sisi lain penokohan beberapa karakter dan akting tokoh utama memberikan nilai unggul yang sesuai dengan kampanye film-film Disney mengenai isu perempuan.
Kisah dimulai dengan menampilkan kedekatan Mulan kecil dan ayahnya yang begitu bangga dengan kemampuan Chi yang dimiliki anaknya. Dilanjutkan dengan keakraban Mulan dengan adik perempuannya, yang mana karakter ini tidak ada di versi animasi. Tampak Mulan sangat melindungi adiknya contohnya dalam adegan laba-laba. Penambahan karakter adik, sangat berbanding terbalik dengan peniadaan karakter jangkrik (Cri-Kee) dan naga (Mushu) yang menjadi teman Mulan selama ia berperang. Banyak yang menyayangkan dua karakter ini hilang sehingga sisi humor film juga berkurang. Niki Caro mengatakan bahwa keputusan untuk menghilangkan karakter tersebut berkaitan dengan tujuan film yang berusaha menampilkan sajian real berhubung film ini adalah live action.
Mulan merupakan film yang berbeda dengan Aladin, di mana sosok Jin Biru adalah karakter yang tidak bisa dihilangkan. Ketiadaan dua teman dekat Mulan ini, sebenarnya justru memperkuat karakter Mulan. Sebagai perempuan yang bertekad kuat untuk menggantikan sang ayah yang secara fisik sudah tidak mampu lagi untuk berperang, Mulan memiliki kekuatan mental dan kemandirian sehingga tidak memerlukan sosok teman yang selalu menjadi teman bicara dan melindunginya. Berbagai tindakan dan keputusannya ia pikirkan dan lakukan sendiri termasuk bagaimana ia memilih untuk jarang mandi demi menghindari kecurigaan teman-temannya hingga ia pun beraroma tak sedap. Berbeda dengan versi animasi di mana Mushu, Cri-Kee, dan Khan (kuda) membantu Mulan saat teman-temannya datang menghampirinya kala ia berendam di danau.
Satu karakter yang sangat berpengaruh dalam menyampaikan tema perempuan dalam film ini adalah sang penyihir, Xian Lang. Diceritakan bahwa ia adalah seorang penyihir yang bersekongkol dengang Bori Khan. Setelah semua kontribusinya, Xian Lang tetap menjadi pihak yang disepelekan Bori dan hanya dianggap sebagai anjing hina belaka. Berbeda dengan Mulan, Xian Lang adalah sosok yang kecewa dan kesepian karena terbuang. Ia ditinggalkan kaumnya justru ketika kekuatannya semakin hebat. Beberapa adegan yang memperlihatkan mereka berinteraksi sangatlah menyentuh. Dua pihak yang berlawanan dapat berbicara mengenai keinginan, harapan, tawaran bekerja sama, penolakan, ajakan, upaya penyadaran, hingga akhirnya sikap berkorban demi melindungi dan berujung pada pemberian dukungan.
Interaksi Mulan dan Xian Lang selayaknya tidak hanya dilihat dengan cara sederhana yaitu karakter protagonis dan antagonis, tetapi sebagai hubungan satu perempuan dengan perempuan lainnya. Alih-alih terus bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, akhirnya mereka justru bersatu dan saling mendukung demi jalan kebenaran. Real queen fix each other crown!
Karakter Mulan juga semakin diperkuat dengan kehadiran burung Phoenix yang mengikutinya tanpa banyak interaksi. Phoenix tidak membantu secara nyata dalam tindakan-tindakan kecil seperti yang dilakukan Mushu dan Cri-Kee di versi animasinya. Keberadaan Phoenix lebih berfungsi sebagai simbol keberanian yang terus menyala, seperti api. Kekuatan pun akan terus mengiringi dan melindungi di mana keberanian digunakan untuk memperjuangkan kebenaran. Toh, sebagai seorang ksatria, Mulan tidak perlu bermanja-manja dan berkeluh kesah setiap waktu untuk meminta bantuan dan perlindungan. Pesan ini sangatlah kuat, mengingatkan bahwa meskipun perempuan selama ini dianggap sebagai sosok yang banyak bicara, lemah, dan perlu diberikan perlindungan ekstra, nyatanya ketika memiliki kepribadian yang kuat perempuan juga bisa menentukan keputusan dan menjalankan misinya secara mandiri.
Meskipun ada beberapa adegan hilang yang jika disajikan akan menciptakan mood serta kesan dramatis yang kuat; seperti adegan saat Mulan memotong rambut serta ketika sang ayah dan ibu yang menangis di tengah hujan karena kepergian Mulan; tetapi beberapa adegan lain mampu memperkuat karakter Mulan sebagai perempuan yang pemberani sejak kecil. Mulan digambarkan sebagai sosok perempuan yang memiliki kasih sayang terhadap keluarga dan berbakti pada orang tua. Sebagai seorang perempuan yang berani dan kuat, ia masih memiliki bonding yang kuat kepada perempuan lainnya baik yang lemah maupun yang kuat, dan juga kedekatan kepada sosok laki-laki yang ada di dalam hidupnya dengan penuh hormat.
Atas semua keunggulan dalam menyampaikan pesan mengenai kekuatan perempuan, saya menilai film ini patut diapresiasi tinggi. Tentu saja, dengan kesadaran bahwa film live action ini memang ditujukan sebagai film yang real dan untuk kalangan penonton berusia lebih dewasa dibandingkan versi animasi. Mulan menyajikan perjuangan dan semangat perempuan untuk terus berjuang meskipun banyak rintangan yang perlu dihadapi.