M3GAN (2022)
102 min|Horror, Sci-Fi, Thriller|06 Jan 2023
6.4Rating: 6.4 / 10 from 130,849 usersMetascore: 72
A robotics engineer at a toy company builds a life-like doll that begins to take on a life of its own.

Selain seri Chucky, sosok boneka “tukang jagal” memang terhitung langka. Kini satu lagi muncul, yakni boneka robot perempuan bernama M3GAN. M3GAN merupakan film sci-fi horor arahan Gerard Johnston yang digawangi duo produser spesialis horor, Jason Blum dan James Wan. Film ini dibintangi Allison Williams, Violet McGraw, Ronny Chieng, serta Jenna Davis sebagai pengisi suara sang robot. Film tentang AI (Artificial Intelegence) yang mengambil-alih kendali dan mengamuk, bukan lagi hal baru dalam medium film. Lantas apa yang kini ditawarkan M3GAN?

“Couldn’t sleep. Occupational hazard .”

Kecelakaan mendadak yang menewaskan adik perempuan dan suaminya, membuat Gemma (Williams) harus mengasuh keponakannya, Cady (McGraw). Padahal Genma, yang bekerja pada industri mainan berteknologi tinggi, tengah dalam tekanan bosnya (Chieng) untuk membuat boneka mainan yang murah dan canggih. Situasinya dengan Cady, membuat Gemma melanjutkan proyek tersembunyinya untuk membuat robot sebagai teman bermain ponakannya. Robot berwujud gadis perempuan ini dinamakan M3GAN, dan di luar dugaan sang bos ternyata menyukainya. Cady pun digunakan sebagai rekan uji coba M3GAN hingga hubungan keduanya semakin dekat dan tak bisa dipisahkan. M3GAN memiliki protokol untuk melindungi Cady dengan segala cara. Tanpa disadari Gemma, sang robot pelindung justru membahayakan bagi orang-orang di sekitar Cady.

Tiga tahun lalu reboot boneka Chucky (2019) juga berubah haluan genre, dari horor supernatural menjadi horor sci-fi, seperti M3GAN. Alur plotnya pun kurang lebih sama dan banyak hal memang mudah untuk diantipasi. Satu hal berbeda adalah penuturan kisahnya yang kini berjalan lebih sabar. Prosesnya berjalan natural tanpa terlihat memaksakan banyak hal. Hubungan antara bibi dan ponakan yang tergantikan oleh M3GAN kadang membuat kita pun turut bersimpati pada Cady. Kita tahu apa yang bakal terjadi, dan tinggal menanti waktu sebelum kekacauan besar terjadi. Ketika ini terjadi, intensitas ketegangan pun semakin tinggi hingga klimaks, yang ini pun tak sulit diterka arahnya. Bukan berarti mudah ditebak menjadi tidak menghibur. Ini memang bukan aksi heboh macam seri Terminator, tapi untuk ukuran bujet dan lingkup kisahnya, saya bisa katakan lumayan memuaskan.

Baca Juga  The Hunt

Bukan teritori baru untuk genrenya, namun M3GAN mampu membangun plotnya dengan sabar plus pesan tentang dampak teknologi bagi keluarga. Mengapa dalam film bertema AI cenderung berdampak negatif ketimbang sisi positifnya? Film sci-fi AI (2001) arahan Steven Spielberg, mengeksplorasi kecerdasan robot hingga mampu mempertanyakan asal usul dan eksistensinya. Ini memang bukan kasus M3GAN jika dibandingkan film superior tersebut. M3GAN jelas punya relasi dengan dampak teknologi yang buruk (handphone/media sosial) dalam lingkungan keluarga dan sosial. Kita semua tahu ini. Cady terlihat berkali-kali mengacuhkan panggilan bibinya ketika ia bermain dengan M3GAN. Dalam satu momen M3GAN melantukan piano lagu lawas Toy Soldiers (Martika/1988). Ini lagu hits generasi saya, dan ketika membuka liriknya, dan wow, ternyata punya relasi kuat dengan temanya. Silahkan menikmati link-nya di bawah:

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaPuisi Cinta yang Membunuh
Artikel BerikutnyaInu-Oh
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.