Mamma Mia! (2008)

108 min|Comedy, Musical, Romance|18 Jul 2008
6.5Rating: 6.5 / 10 from 282,137 usersMetascore: 51
Donna, an independent hotelier, is preparing for her daughter's wedding with the help of two old friends. Meanwhile Sophie, the spirited bride, has a plan. She invites three men from her mother's past in hope of meeting her real f…

Mengikuti sukses Enchanted (2007) tahun lalu, kembali satu film musikal apik, Mamma Mia! turut meramaikan musim panas kali ini. Film ini diarahkan oleh Phyllida Lloyd dengan dibintangi sederet bintang-bintang besar seperti, Meryl Streep, Pierce Brosnan, Colin Firth, Stellan Skarsgård, Julie Walters, hingga bintang muda Amanda Seyfried. Film ini dihiasi penuh oleh tembang-tembang hit 70-an milik grup musik asal Swedia, ABBA yang dinyanyikan sendiri oleh para aktor-aktrisnya.

Seperti film-film musikal kebanyakan, Mamma Mia! mengetengahkan kisah komedi romantis yang dituturkan secara ringan. Alkisah Donna (Streep) bersama putrinya Sophie (Seyfried) tinggal di sebuah pulau wisata di wilayah perairan Yunani. Sophie yang kini akan menikah, ingin mengetahui lebih jauh mengenai asal-usul ayah kandungnya yang selama ini dirahasiakan ibunya. Dari buku harian silam milik ibunya, Sophie mengetahui ada tiga teman kencan ibunya, yakni Bill (Skarsgård), Sam (Brosnan), dan Harry (Firth) yang salah satunya adalah ayah kandungnya. Tanpa sepengetahuan ibunya, Sophie memutuskan untuk mengundang ketiganya sekaligus ke acara pernikahannya.

Musik jelas menjadi keunggulan utama Mamma Mia! terutama bagi fans ABBA. Film ini layaknya memutar album (kaset/CD) ABBA Greatest Hits sejak menit pertama hingga akhir. Setiap lagu dilantunkan pada hampir tiap adegan nyaris tanpa henti (sekitar 70% dari durasi filmnya). Tembang-tembang populer seperti Honey-Honey, Mamma Mia, dan Dancing Queen mengalun begitu manis dan ringan, menggoda kita untuk ikut menyanyi dan berdansa. Nyaris semua lagu menggunakan lirik aslinya yang disesuaikan dengan pas dalam konteks tiap adegannya. Hampir semua lagu yang dilantunkan juga berfungsi sebagai dialog yang juga merupakan bagian dari alur cerita filmnya. Coba saja simak tembang-tembang Chiquitita, SOS, dan The Winner Takes it All dimana karakter-karakternya berdialog langsung dengan lagu-lagu ini.

Baca Juga  Soul

Siapa sangka aktor-aktris bertalenta tinggi seperti Streep, Brosnan, Firth serta lainnya ternyata bisa pula menyanyi. Suara mereka memang tidak istimewa namun lebih dari cukup untuk membawakan lagu-lagunya dengan pas. Pujian tinggi patut dialamatkan Meryl Streep yang membuktikan dirinya sebagai aktris multi talenta sekaligus “woman of the macth” dalam film ini. Di usianya yang telah uzur ia mampu bernyanyi dan berdansa begitu energik. Simak saja ketika ia melantunkan Mamma Mia, serta The Winner Takes it All yang dilantunkannya dengan penuh emosi. Satu lagi pemain yang menarik perhatian adalah aktris muda, Amanda Seyfried yang sepertinya memang benar-benar bisa menyanyi. Jangan buru-buru meninggalkan bioskop karena anda rugi tidak bisa mendengar suara merdu Seyfried melantunkan Thank You For The Music dalam ending credits.

Mamma Mia! merupakan perpaduan apik antara musikal, komedi, serta roman yang menyajikan sebuah tontonan yang sangat menghibur bagi segala usia. Para penonton remaja yang masih asing dengan musiknya, rasanya juga akan mudah larut karena lagu-lagu ABBA yang mudah diakrabi telinga. Para pemainnya saja tampak begitu menikmati peran mereka mengapa pula kita tidak? Jangan heran jika sewaktu menonton film ini banyak penonton yang akan ikut bernyanyi bahkan berdansa.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaBangkok Dangerous
Artikel BerikutnyaLaskar Pelangi
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.