Sutradara: Wes Ball
Produser: Marty Bowen/Eddie Gamarra/Wyck Godfrey/Ellen Goldsmith-Vein
Penulis Naskah: T.S. Nowlin
Pemain: Dylan O’Brien/Thomas Brodie-Sangster/Ki Hong Lee/Kaya Scodelario/Patricia Clarkson
Sinematografi: Gyula Pados
Editing: Don Zimmerman
Ilustrasi Musik: John Paesano
Studio: TSG Entertainment/Gotham Grup/Temple Hill Entertainment
Distributor: 20th Century Fox
Durasi: 131 menit
Bujet: US$ – juta
Maze Runner: The Scorch Trials merupakan sekuel dari The Maze Runner yang rilis tahun lalu. Di tengah banyak film remaja sci-fi post apocalyptic sejenis The Maze Runner menawarkan sesuatu yang berbeda, yakni perpaduan aksi yang menegangkan, setting yang memukau, unsur misteri yang selalu membuat penasaran, serta akting aktor aktris muda yang bermain menawan. Sekuelnya kali ini rupanya masih menawarkan hal yang sama walau dalam bentuk yang berbeda.
Plotnya benar-benar langsung menyambung dengan seri pertamanya. Alkisah Thomas dan kawan-kawan setelah keluar dari labirin dibawa ke sebuah bangunan fasilitas keamanan maksimum di tengah gurun. Belum rasa penasaran mereka terjawab, Thomas dkk juga akhirnya menyadari bahwa ternyata labirin seperti yang mereka huni tidak hanya satu namun banyak. Thomas dkk dikumpulkan dengan para pemuda pemudi lainnya dengan janji kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka adalah percobaan dalam sebuah uji coba mencari serum dari penyakit menular yang menginfeksi bumi. Thomas dkk terjebak dalam misteri labirin yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Kekuatan film ini sama seperti sebelumnya adalah kemampuan untuk menjaga ritme dan ketegangan cerita sejak awal hingga akhir yang mampu membuat rasa penasaran penonton selalu terusik. Untuk film berdurasi 131 menit bukanlah hal yang mudah untuk menjaga unsur misteri sedemikian rapi tanpa cacat dan film ini benar-benar berhasil. Sepanjang film kita hanya mengikuti semua karakter bergerak dari satu tempat ke tempat lain namun dengan arah tujuan yang jelas namun tanpa kita bisa tahu apa yang bakal terjadi. Sebuah pengalaman mengasyikkan khususnya bagi penggemar sci-fi sejenis.
Konsistensi tidak hanya pada cerita namun juga aksinya dengan setting khas post apocalyptic. Labirin raksasa yang misterius tergantikan dengan aksi pengejaran di lorong-lorong gelap serta reruntuhan bangunan yang tidak kalah serunya dengan sebelumnya. Sekuen aksi yang didominasi adegan berlari pun masih menegangkan walau tidak semegah seri The Hunger Games atau Insurgent namun sudah lebih dari cukup untuk film ini. Sederetan kasting muda-mudi seperti sebelumnya juga kembali bermain baik sekalipun kali ini mereka lebih banyak beraksi ketimbang berdialog.
Maze Runner: The Scorch Trials merupakan sekuel yang solid dan konsisten. Seperti pendahulunya, aksi mencekam, setting menawan, serta akting kuat dari para kasting mudanya menjadi nilai lebih filmnya. Namun kekuatan utama film ini terletak pada kemampuan bagaimana naskahnya mampu menjaga dan menahan informasi sehingga mampu terus mengusik rasa ingin tahu penonton. Mau tidak mau seri ini bakal dibandingkan dengan seri The Hunger Games dan Insurgent. Boleh jadi film ini tidak memiliki aksi dengan gemerlap CGI macam dua film tersebut namun dari sisi cerita dan misteri, The Maze Runner masih jawaranya. Memang tidak ada yang orisinil dari ide ceritanya namun Maze Runner: The Scorch Trials mampu menjawab bagaimana sebuah sekuel sejenis seharusnya dibuat.