My Annoying Brother adalah film kedua dari sutradara Kwon Soo-Kyung setelah film debutnya Barefoot Ki-bong (2006). Masih memiliki tema yang sama, yakni keluarga, My Annoying Brother berhasil menjadi film terlaris di antara film-film yang dirilis pada pekan yang sama di Korea Selatan. Dibintangi oleh Jo Jung-suk, Do Kyung-soo, dan Park Shin-hye film ini telah ditonton sebanyak 1 juta penonton hanya empat hari setelah rilis pertama sejak 23 November 2016. Hingga pada pertengahan Desember telah ditonton sebanyak 3 juta penonton di Korea Selatan.

Menceritakan seorang laki-laki bernama Doo-shik (Jo Jung-suk) yang baru saja keluar dari penjara dan harus tinggal bersama adik tirinya bernama Doo-young (Do Kyung-soo) yang buta karena cedera saraf di otak pada saat pertandingan Judo. Doo-Shik yang sudah lama tidak bertemu adik tirinya itu, terpaksa harus tinggal bersamanya karena alasan ia keluar dari penjara adalah untuk menjaga dan merawat adik tirinya yang buta. Setelah mereka bertemu, keduanya memiliki permasalahan yang berbeda dan saling tidak peduli satu sama lain. Keduanya saling menutup diri untuk menceritakan masalah mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu keduanya dapat saling membuka diri melalui kenangan-kenangan masa lalu yang akhirnya membuat mereka dapat bersama lagi serta menyelesaikan masalah mereka.

Penceritaan film ini terasa mengalir dengan cepat. Perubahan waktu dan suasana terjadi begitu saja dengan cepat. Konflik dan masalah dari kedua tokoh juga kurang digali lebih dalam sehingga membuat filmnya kurang menggigit pada saat adegan klimaks. Kisahnya mudah ditebak, karena memang film ini menggunakan formula film drama pada umumnya. Tidak ada sesuatu yang baru pada film ini, selain akting para pemain yang menawan dan bermain dengan porsi yang pas tanpa ada yang dominan. Dengan tambahan unsur komedi yang menghibur, film ini mampu memecahkan suasana bosan. Walaupun ada beberapa adegan komedi terasa sedikit memaksa karena ditempatkan pada adegan dan suasana yang salah. Seperti pada film-film Korea lainnya, ilustrasi musik menjadi salah satu penguat film ini. Ilustrasi musik yang disajikan mampu membantu membangun suasana.

Baca Juga  The Gangster, The Cop, The Devil

Dibalik kekurangannya, film ini sebenarnya memberikan pesan yang sangat kuat untuk penonton. Kekuatan sebenarnya pada film ini ada pada pesan yang ingin disampaikan yang sejak awal sudah dapat terbaca oleh penonton, yakni mengajarkan seseorang untuk tidak patah semangat dengan cobaan yang didapat, selalu bersyukur, dan bertanggung jawab. Penyampaian pesan yang diberikan sangat menarik karena dikemas dengan mengikuti fakta budaya masyarakat yang terjadi pada saat ini. Tidak hanya dengan omongan saja untuk menasehati seseorang, tetapi dengan tindakan nyata untuk melakukan perubahan. Itulah fakta yang terjadi di budaya masyarakat, kita hanya bisa menasehati tetapi sedikit yang bisa menjalaninya. Film ini seharusnya bisa lebih baik karena melihat isu dan fakta yang diangkat sangat menarik dengan didukung akting dari para pemain yang menawan.

WATCH TRAILER

Artikel SebelumnyaTest Screening – Film Tengkorak
Artikel BerikutnyaCek Toko Sebelah

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.