Sutradara: Joe Wrigth
Produser: Greg Berlanti/Paul Webster/Sarah Schechter
Penulis Naskah: Jason Fuchs
Pemain: Hugh Jackman/Garett Hedlund/Rooney Mara/Amanda Seyfried
Sinematografi: John Mathieson/Seamus McGarvey
Editing: William Hoy/Paul Tothill
Ilustrasi Musik: John Powell
Studio: Berlanti Productions/Rat-Pac-Dune Entertaintment
Distributor: Warners Bros Pictures
Durasi: 111 menit
Bujet: US$ 150 juta
Pan adalah sebuah percobaan untuk membuat kisah prekuel dari dongeng klasik, Peter Pan. Tokoh-tokohnya seperti Peter Pan, Tinker Bell, Captain Hook tidak seperti yang akan kita bayangkan sebelumnya. Alkisah Pan adalah seorang anak yatim piatu yang ditinggalkan ibunya sejak ia bayi di panti asuhan di Kota London. Suatu malam ia melihat sebuah kapal layar terbang yang menculik anak-anak panti asuhan dan ia pun terbawa ke sebuah negeri bernama Neverland. Di sana ia bertemu dengan Blackbeard, seorang bajak laut yang memanfaatkan anak-anak untuk menambang “debu peri” entah untuk tujuan apa. Bersama rekan barunya, James Hook, Pan berusaha melarikan diri dari sana. Suram, cuma satu kata ini yang bisa menggambarkan semuanya.
Untuk sebuah kisah asal mula film ini jelas terlalu suram dan gelap untuk anak-anak. Kisahnya sendiri terlalu jauh sehingga jika membandingkan dengan kisah klasiknya, dan pasti akan terasa membingungkan terlebih untuk target penontonnya. Pan yang bersahabat dengan Hook (kelak musuh abadinya), semuanya belum jelas hubungan satu sama lain, juga dengan karakter lainnya. Karakter Blackbeard yang merupakan batu loncatan cerita klasiknya juga tidak jelas asal-usulnya. Intinya kita tidak mampu mendapat gambaran yang jelas tentang Neverland, ini tempat apa, mengapa, dan bagaimana asal usulnya, semuanya serba suram.
Bicara tentang karakter, nyaris semuanya tidak ada yang menarik, semua karakter seperti bergerak melakukan sesuatu namun kita sendiri tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan. Blackbeard, misalnya, sekalipun Jackman bermain tidak jelek namun sosok karakternya tidak menarik sama sekali terlebih untuk anak-anak. Kita semua tahu kelak apa yang akan terjadi pada Pan dan Hook, namun sangat disayangkan apa yang kita cari tidak ada disini. Mungkin akan disimpan pada sekuel berikut? (yang sudah pasti tidak akan diproduksi).
Satu-satunya hal yang menarik dan bisa membuat anak-anak terkesan adalah rekayasa digital yang memukau, terutama kapal layar terbang yang bisa bermanuver apapun mengabaikan semua hukum aerodinamika. Setting walau megah khususnya di areal penambangan namun entah mengapa masih saja tampak kelam. Neverland sebagai sebuah negeri impian tidak pernah tampak sesuram ini sebelumnya. Lalu yang agak mengganjal, penggunaan sepenggal lagu “Smells like Teen Spirit”, Nirvana, apa tidak terlalu “dewasa” untuk anak-anak?
Pan adalah sebuah kisah prekuel yang suram untuk sebuah dongeng fantasi anak klasik. Setting yang memukau didukung CGI yang sangat menawan tidak mampu menolong filmnya menjadi salah satu film terburuk tahun ini. Anak-anak tidak akan tertarik dengan film kelam dan suram seperti ini.