Proses penyaringan panjang kini bertemu titik akhirnya. Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XI 2021 telah menyelesaikan gelarannya di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (28/10/2021) malam. Puncak acara berupa malam penghargaan Piala Gunungan ini menutup rangkaian tahapan para penyelenggara dan dewan juri, selama menggodog film-film Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Perhelatan ajang perfilman hasil inisiasi sejumlah wartawan ini terdiri dari sembilan unsur dalam tiga kategori genre, yakni Komedi, Horor, dan Drama. Pembagian tiga genre ini menjadi pembeda dengan ajang penghargaan perfilman lainnya, yang mana dalam FFWI setiap genre memiliki daftar unggulannya sendiri-sendiri. Ini membuat kompetisi menjadi lebih “adil”. Misalnya film horor atau komedi yang selalu dinomorduakan dalam ajang penghargaan film selama ini diberi ruang untuk diapresiasi juga.
“Ini langkah baru yang kita tapaki kembali, dalam rangka mengapresiasi insan perfilman yang datang dari wartawan khususnya wartawan seni dan budaya. Semoga kehadiran FFWI dapat melengkapi dan memberi warna baru dalam skema ajang penghargaan terhadap insan perfilman tanah air,” ujar Shandy Gasella, Ketua Juri FFWI.
“Proses penjurian melibatkan 35 orang wartawan aktif, dari usia termuda 26 tahun dan yang tertua 64 tahun. Dalam menentukan film terbaik kami mencari yang memiliki kejernihan, kejelasan gagasan, dan tema. Setiap film tidak perlu terlalu larut dalam aspek teknis, tetapi cerita, karakter dalam film punya gagasan yang jelas,” pungkas Shandy.
Para pemenang yang berhasil membawa pulang Piala Gunungan FFWI XI 2021 antara lain:
- GENRE KOMEDI
Aktor Utama Terbaik: Vino G Bastian (Sabar Ini Ujian)
Aktris Utama Terbaik: Sheryl Sheinafia (Wedding Proposal)
Aktor Pendukung Terbaik: Ananda Omesh (Sabar Ini Ujian)
Aktris Pendukung Terbaik: Luna Maya (Sabar Ini Ujian)
Penulis Skenario Terbaik: Aggy Umbara, Gianluigi Ch, Erwin Wu (Sabar Ini Ujian)
Penyunting Gambar Terbaik: Cesa David Luckmansyah, Apriadi Fathullah Sikumbang, Indra W Kurnia (Sabar Ini Ujian)
Penata Kamera Terbaik: Asep Kalila (Sabar Ini Ujian)
Sutradara Terbaik: Anggy Umbara (Sabar Ini Ujian)
Film Terbaik: Sabar Ini Ujian (Produksi: MD Pictures, Umbara Brothers Film; Produser: Manoj Punjabi)
- GENRE HOROR
Aktor Utama Terbaik: Ibnu Jamil (Affliction)
Aktris Utama Terbaik: Raihaanun (Affliction)
Aktor Pendukung Terbaik: Teuku Rifnu Wikana (Survive)
Aktris Pendukung Terbaik: Shareefa Daanish (Asih 2)
Penulis Skenario Terbaik: Teddy Soeriatmadja (Affliction)
Penyunting Gambar Terbaik: Eric Primasetio (Affliction)
Penata Kamera Terbaik: Robie Taswin (Affliction)
Sutradara Terbaik: Teddy Soeriatmadja (Affliction)
Film Terbaik: Affliction (Produksi: Karuna Pictures, Roemah Rumah Films; Produser: Uwie Balfas, Teddy Soeriatmadja)
- GENRE DRAMA
Aktor Utama Terbaik: Gunawan Maryanto (Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah)
Aktris Utama Terbaik: Lulu Tobing (Yang Tak Tergantikan)
Aktor Pendukung Terbaik: Teuku Rifnu Wikana (Quarantine Tales: Happy Girls Don’t Cry)
Aktris Pendukung Terbaik: Nirina Zubir (Ali & Ratu Ratu Queens)
Penulis Skenario Terbaik: Alim Sudio (Mariposa)
Penyunting Gambar Terbaik: Aline Jusria (Ali & Ratu Ratu Queens)
Penata Kamera Terbaik: Batara Goempar (Ali & Ratu Ratu Queens)
Sutradara Terbaik: Lucky Kuswandi (Ali & Ratu Ratu Queens)
Film Terbaik: Ali & Ratu-ratu Queens (Produksi: Palari Films; Produser: Muhammad Zaidy, Meiske Taurisia)
Satu hal lagi yang istimewa dari gelaran festival ini adalah award khusus bagi tokoh-tokoh yang jarang tersorot dalam festival-festival lainnya.
Lifetime Achievement:
Gope T. Samtani (PT. Rapi Film) atas dedikasi memajukan perfilman Indonesia sebagai produser selama lebih dari lima presiden.
Yan Wijaya sebagai wartawan film senior yang paling banyak menonton film nasional selama puluhan tahun berkarir sebagai wartawan.
Sejalan dengan semangat objektivitas dalam festival ini, sutradara Anggy Umbara menyatakan dukungannya atas kehadiran ajang ini.
“Jangan pernah berhenti. Ke depannya jangan sampai bolong. Tiap tahun harus ada. Tetap objektif. Tetap terbagi menjadi beberapa bagian. Apple to apple. Jangan jadi festival arisan. Jangan ada kubu-kubuan. Jangan ada pertemanan atau apapun,” ujarnya sembari menggenggam Piala Gunungan untuk unsur Sutradara Terbaik kategori DRAMA.
Malam puncak festival film ini dihadiri pula oleh banyak aktor dan aktris kawakan, para eksekutif perusahaan produksi, wartawan-wartawan senior yang bekerja pula dalam bidang-bidang lain, serta pihak-pihak yang berwenang membawahi industri perfilman tanah air.
Ajang penghargaan gagasan dari para wartawan ini kemudian ditutup oleh Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan Media (Dir. PMM), Dirjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek, bahwa “Film Indonesia itu pasti.” Oleh sebab itu, lanjutkan menuju FFWI XII!