Peter Rabbit (2018)

95 min|Animation, Adventure, Comedy|09 Feb 2018
6.6Rating: 6.6 / 10 from 49,520 usersMetascore: 51
A rabbit sneaks into a garden to steal food, and they get a new challenge with a new owner.

Peter Rabbit adalah  film animasi-live action yang diadaptasi dari kisah klasik berjudul sama karya Beatrix Potter. Film ini diarahkan oleh Will Gluck ynag kita kenal melalui film-film drama komedi, yakni Easy A dan Friends with Benefits. Film ini dibintangi oleh Rose Byrne, Domnhnall Gleeson, serta diisi suara oleh James Corden, Margot Robbie, Daisy Ridley, serta Elizabeth Debicki.

Peter sang kelinci turun temurun tinggal bersama keluarganya, sepupu dan ketiga adik perempuannya, di sebuah lingkungan desa nan permai. Mereka bermusuhan dengan seorang tetangga manusia, yakni si tua McGregor yang kebunnya selalu mereka curi buah dan sayurannya karena mereka anggap masih wilayah mereka. Di sisi lain, mereka juga bertetangga dengan seorang pelukis perempuan bernama Bea yang amat menyayangi mereka. Suatu ketika, McGregor wafat, dan mewarisi rumah dan kebunnya ke keponakannya yang bernama Thomas. Peter dan rekan-rekannya menyangka bisa berpesta pora sepeninggal si tua Mc Gregor, namun ternyata mereka salah besar.

Dari pembuka filmnya, sudah terlihat betapa mengesankannya film ini melalui pencapaian CGI yang memukau. Gambar para kelinci dan hewan lainnya sungguh terlihat amat nyata. Kisahnya sendiri berjalan ringan dan sederhana, yang memang sesuai peruntukan sasaran penonton filmnya. Saya sendiri memang agak bosan melihatnya, arah kisah mudah ditebak serta banyolan melalui dialog dan aksi beberapa kali terlalu berlebihan dan repetitif, namun adik kecil di bangku depan saya terlihat amat gembira dan ikut berloncat-loncat ketika Peter dan rekan-rekannya beraksi. Mau bagaimana lagi? Ini memang film mereka. Saya hanya tertawa geli ketika beberapa-kali Peter dan lainnya menggunakan kutipan dialog film populer lain, misalnya saja “That’ll do pig, that’ll do”.

Baca Juga  Slumberland

Dengan pencapaian CGI yang menawan, Peter Rabbit, penuh lelucon yang kadang berlebihan, namun film ini adalah tontonan yang amat menghibur untuk target genrenya. Satu hal lagi yang mendukung film ini adalah tentu para pemainnya, Rose Byrne yang sudah berumur 38 tahun masih terlihat enerjik dan tampak begitu muda dan manis di filmnya. Domhnall Gleeson yang biasanya kita lihat berperan serius dalam film lain, ternyata bermain baik pula dalam film bergenre komedi macam ini. Sebagai kesimpulan, bawa keluargamu untuk menonton Peter Rabbit dan dijamin mereka akan sangat terhibur.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaDanny Boyle Kandidat Kuat Garap Bond 25
Artikel BerikutnyaThree Billboard Outside Ebbing, Missouri, Bicara Tentang Kekerasan di Amerika
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses