Pitch Perfect 3 (2017)

93 min|Comedy, Music|22 Dec 2017
5.8Rating: 5.8 / 10 from 72,842 usersMetascore: 40
Following their win at the world championship, the now separated Bellas reunite for one last singing competition at an overseas USO tour, but face a group who uses both instruments and voices.

Sukses tak terduga Pitch Perfect 2 (bujet US$ 29 juta) meraih US$ 287,5 juta secara global, memicu sekuel keduanya yang dikonfirmasi hanya beberapa hari setelah rilis filmnya. Pitch Perfect 3 digarap oleh Trish Sie yang pernah menggarap seri Step Up kelima. Aktris sutradara Elizabeth Banks yang menggarap sekuel keduanya, kini hanya bertindak sebagai produser. Film ini masih menampilkan bintang-bintang reguler, yakni Anna Kendrick, Rebel Wilson, Hailee Steinfeld, Brittany show, Anna Camp, dan juga aktor gaek John Lithgow, Ruby Rose, serta DJ Khaled. Banks sendiri bersama John Michael Higgins, masih tampil sebagai duo presenter ikonik sejak seri pertamanya.

Setelah gagal dalam pekerjaan mereka, para alumni Barden Bella yang kini bersahabat kental, memutuskan untuk mengikuti tur musik yang diadakan USO (United Service Organizations Inc.) untuk menghibur para militer AS yang ada di negeri seberang sana. Tanpa diduga, ternyata Bela dan kawan-kawan berkompetisi bersama grup musik lain yang menggunakan instrumen untuk dipilih DJ Kondang, DJ Khaled, mendampingi turnya.

Tak banyak ekspektasi dari film ini karena terasa sebagai sekuel formal belaka. Para tokohnya kini bukan lagi remaja kampus yang enerjik, namun telah menjadi perempuan dewasa yang kini berkutat dengan masalah dan pekerjaan mereka. Memang terasa agak memaksa ketika mereka mengikuti tur menyanyi, but the show must go on. Kita bakal tahu apa yang terjadi setelah lawan-lawan mereka muncul, dan The Bella memang sudah terbiasa dalam aroma kompetisi macam ini. Sudah tak banyak kejutan, kecuali sub plot Fat Amy dan ayahnya yang memberi nuansa komedi aksi berbeda dari dua film sebelumnya.

Baca Juga  Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children

Film ini tidak lagi menekankan tema kecintaan pada musik seperti pada seri pertamanya, namun lebih menekankan pada nilai persahabatan. Sekali pun begitu, musik akapela yang menjadi ruh seri ini masih menghidupkan pula seri ketiganya ini. The Bella masih menampilkan beberapa nomor manis yang renyah dan merdu di telinga. Segmen adu vokal seperti dua seri sebelumnya masih pula ditampilkan, walau kini nuansanya jauh berbeda. Duo presenter reguler, Gail (Banks) dan John (Higgins), selalu muncul dengan komentar negatif mereka terhadap The Bella. Walaupun tampil sebagai efek humor semata, namun kini tampak sekali memaksa dan keberadaan mereka cenderung menganggu.

Walau kita semua tahu Picth Perfect 3 diproduksi karena sukses sekuel keduanya, namun film ini masih memiliki pesona akapela untuk menutup manis serinya. Film ini memang dimaksudkan sebagai penutup trilogi Pitch Perfect. Namun, industri film kini semakin sulit ditebak. Film ini diproduksi dengan bujet US$ 45 juta. Hanya dalam waktu satu minggu saja sejak rilisnya, film ini sudah menghasilkan US$ 50 juta pada rilis globalnya. Siapa bakal tahu?

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaAyat-Ayat Cinta 2
Artikel BerikutnyaTeaser Wiro Sableng Rilis!
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.