Power Rangers merupakan film adaptasi dari serial televisinya yang populer di tahun 1990-an. Film ini sebenarnya juga adalah reboot, dari dua film versi bioskopnya yang juga dirilis di periode 1990-an. Masih tak jelas mengapa setelah sekian lama, kini dihidupkan kembali. Jika dimaksudkan untuk meramaikan genre superhero yang kini tengah panas-panasnya, jelas Power Rangers tidak ada peluang sama sekali. Â Inti kisahnya sama, lima orang pemuda-pemudi, suatu ketika menemukan sebuah artifak yang membuat mereka bisa memiliki kekuatan super. Tanpa disadari ternyata mereka adalah manusia pilihan, Power Rangers, pelindung umat manusia dari sosok wanita jahat bernama Rita Repulsa.
Siapa pun yang menjadi fans serial televisinya rasanya tertarik menonton film ini. Saya bukan fans, walau pernah melihat serial tv-nya sesekali, karena memang tak ada tontonan lain saat itu. Dua seri film bioskopnya, saya bahkan sudah lupa apa sudah menonton filmnya atau belum, yang pasti tidak berkesan jika iya sekalipun. Tanpa ekspektasi, saya menonton film ini. Kisahnya mirip dengan Chronicle di awal, walau pengembangan cerita berikutnya, jelas film yang saya sebut barusan jauh lebih superior. Filmnya bertutur ringan seperti film remaja kebanyakan, dan saya suka dengan usaha sineas untuk membuat film ini terasa lebih realistik dan manusiawi dengan keseharian tokoh-tokohnya. Namun cerita terus berjalan dan seperti yang sudah saya duga mengarah ke “serial tv”-nya. Logika cerita pun mulai diabaikan. Ajaib sekali, setelah Power Rangers “bangkit”, sang musuh pun juga bangkit.
Power Rangers mencoba menampilkan segala sesuatunya lebih realistik dari serial televisinya, namun bagaimanapun juga film ini memang lebih pas ditujukan untuk sasaran penontonnya. Jika mau bicara soal efek visual (CGI), tidak banyak komentar karena memang film ini tidal selevel dengan film-film superhero besar lain. Sisi humor pun nyaris tak menggigit walau mereka sudah berusaha keras. Adegan Aksi? Huff.. tidak ada komentar. Robot-robot sang jagoan rasanya lebih banyak merusak kota daripada monster milik Rita. Apa yang tersisa dari film ini hanyalah nostalgia untuk fans sejatinya beberapa dekade silam. Usaha menghidupkan kembali tokoh-tokoh super yang sudah usang ini adalah usaha sia-sia. Sekuel? Â Siapa peduli.
WATCH TRAILER
saya peduli kok pada sequelnya… 🙂