Preman Pensiun merupakan film drama komedi yang disutradarai oleh Aris Nugraha. Sang sineas memang sudah lama mengarahkan beberapa sitkom populer, seperti Bajaj Bajuri dan Tante Tuti. Preman Pensiun merupakan film perdana setelah Aris Nugraha sukses dengan serial sitkom, Preman Pensiun, yang populer di layar kaca. Para pemain persis sama serial sitkom-nya, yakni Epy Kusnandar sebagai Kang Mus, Tia Arifin sebagai Kinanthi, Soraya Rasyid sebagai Imas, Dedi Moch sebagai Gobang dan Andra Manihot sebagai Dikdik. Tidak lupa, film ini juga menghadirkan almarhum Didi Petet sebagai Kang Bahar yang menjadi opening sekaligus menjadi tombo kangen bagi para penggemarnya. Film ini bukanlah “remake” dari serinya, melainkan adalah kisah lanjutannya.
Preman Pensiun mengisahkan tentang kehidupan Kang Mus sepeninggal Kang Bahar. Para preman kini berada dibawah pimpinan Kang Mus. Setelah pensiun menjadi preman, Kang Mus beralih profesi menjadi seorang pebisnis. Beberapa anak buah Kang Mus juga telah beralih profesi. Namun, meski begitu Kang Mus dihadapkan dengan berbagai masalah yang datang silih berganti. Salah satu anak buahnya, yakni Dikdik, tiba-tiba menjadi pendiam dan tertutup, yang ternyata ia telah membuat masalah yang sangat besar.
Cerita yang disajikan tak jauh berbeda dengan yang disajikan dalam seri sinetronnya. Selera humor yang ditampilkan pun juga tak jauh berbeda. Hanya saja, logika yang dibangun dalam beberapa bagian dalam cerita masih terasa janggal. Seperti misalnya, ketika adik ipar Gobang dikeroyok oleh tiga preman, orang-orang disekitarnya tak ada yang panik maupun membantu ketika korban nyaris mati karena dianiaya. Suasana pasar tampak normal bahkan terasa seperti tengah menonton adegan syuting.
Seolah sumber masalah Kang Mus hanya terfokus pada putrinya, tanpa adanya adegan yang menggambarkan solusi terhadap usahanya yang sebentar lagi bangkrut. Kang Mus malah meminta anak buahnya untuk memperingatkan pacar putrinya, dan tidak tampak seperti orang yang tengah menghadapi masalah besar. Meskipun terdapat beberapa bagian yang terasa janggal, namun secara keseluruhan masih dapat dinikmati dan menghibur karena tingkah polah para pemainnya yang jenaka.
Secara teknis, film ini jelas jauh lebih baik dari seri sinetronnya. Warna yang digunakan terkesan tegas dan tajam. Beberapa kesalahan kecil masih tampak, sekalipun dapat kita tolerir, seperti gambar yang tidak kontinuiti (jumping), gambar “bocor”, hingga clip on yang tampak pada adegan awal. Beberapa gambar pun masih terlihat “noise” yang tampak jelas jika di layar lebar.
Dari segi visual, Preman Pensiun memiliki kualitas yang lebih baik dari apa yang disuguhkan dalam seri sinetronnya dari banyak aspeknya. Namun, dari sisi cerita dan penokohan, tak jauh berbeda dengan serialnya. Dengan segala kekurangannya, film berdurasi 94 menit ini tetap menghibur dan dapat dinikmati, khususnya target penonton keluarga.
Agustin Primastuti
WATCH TRAILER