RED (2010)
111 min|Action, Comedy, Crime|15 Oct 2010
7.0Rating: 7.0 / 10 from 328,068 usersMetascore: 60
When his peaceful life is threatened by a high-tech assassin, former black-ops agent Frank Moses reassembles his old team in a last-ditch effort to survive and uncover the assailants.

Frank Moses (Moses) adalah seorang pensiunan CIA yang kini hidup nyaman. Frank yang hidup sendirian mencoba mendekati Sarah (Parker) seorang customer service yang tinggal di kota lain. Suatu ketika tanpa alasan yang jelas, Frank menjadi target para pembunuh profesional. Frank lalu menyatroni Sarah dan memaksanya pergi bersamanya karena ia anggap nyawanya juga terancam. Sarah dengan terpaksa mengikuti Frank menyambangi para agen lainnya yang ternyata juga menjadi target, yakni Joe (Freeman), Marvin (Malkovich), serta Victoria (Mirren), bersama-sama mereka mencoba menguak misteri ini. Di lain pihak seorang agen muda, Cooper (Urban) ditugaskan untuk memburu dan membunuh mereka.

Entah mengapa tahun ini banyak sekali film aksi yang menggunakan plot nyaris mirip, yakni mantan militer atau mantan agen yang beraksi kembali. Sebut saja The Looser (sama-sama adaptasi komik DC), The A-Team, hingga The Expendable. Alur plot Red juga banyak kemiripan dengan Knight and Day yang dibintangi Tom Cruise. Dari sisi plot jelas tak ada sesuatu yang baru ditawarkan selain sisi humornya. Dari awal pun seberapa misterius kisahnya, ending-nya sangat mudah kita duga. Nilai lebih film ini jelas ada pada para kastingnya yang merupakan aktor-aktris gaek kelas satu.

Bedanya dengan film-film pesaingnya, Red tidak mengumbar adegan-adegan aksi begitu saja. Seperti layaknya film detektif, alur plotnya mengalun sedang mengikuti Frank dan rekan-rekannya yang mencari info demi info dengan skema yang mereka rencanakan. Adegan-adegan aksinya pun tersaji rapi dan realistik tidak seperti film-film aksi kini.Willis seperti biasa dengan gaya khasnya bermain tipikal dengan peran yang sering dimainkannya, tampak jauh lebih muda dan enerjik. Ia bermain baik dengan siapa saja, tidak jelek namun juga tidak spesial. John Malkovich sedikit mencuri perhatian sebagai mantan agen yang paranoid. Yang menarik adalah Helen Mirren, tak disangka ia bisa bermain lembut dan anggun sekaligus dingin serta begitu garang ketika membrondong senjata.

Baca Juga  Harry Potter and The Half Blood Prince

Red secara keseluruhan merupakan film aksi yang menghibur terutama bagi para fans Bruce Willis. Nilai lebih film ini ada pada permainan para aktornya serta unsur komedinya. Sayang sekali, dengan para kasting berkelas seperti ini mestinya mampu dihasilkan cerita yang lebih baik dari ini. Setidaknya. film ini sedikit lebih baik dari para film-film aksi pesaingnya tahun ini.

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaWall Street: Money Never Sleep, Greed is Good or Family is Good?
Artikel BerikutnyaHarry Potter and The Deathly Hallows: Part 1
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.