Sekuel Resident Evil masih saja terus diproduksi terutama karena sekuel sebelumnya, Resident Evil: Afterlife (2010) sukses besar. Sudah tak ada lagi sesuatu yang baru bisa ditawarkan sejak sekuel keduanya (Resident Evil: Extinction).
Kisahnya persis melanjutkan sekuen akhir dari Afterlife yang openingnya disajikan cukup menarik menggunakan teknik reverse slowmotion. Tak disangka rupanya kejutan filmnya hanya sampai disini saja. Selanjutnya formula cerita tidak berbeda dengan sebelumnya. Alice terbangun dalam sebuah ruangan asing lalu ia berhasil keluar, kemudian.. run.. kill.. and destroy. Alice (Jovovich) seperti tak ada capeknya melawan zombie-zombie ini.
Tak seberapa lama beberapa karakter muncul membantu Alice. Who cares.. Tak ada satu karakter pun yang mampu menarik simpati karena pertunjukan utamanya memang adalah adegan aksi. Semua orang juga tahu jika Alice tidak terkalahkan. Di saat Alice bersenang-senang dengan para zombie lalu dimana kesenangan kita.
Seri Resident Evil memang bukan untuk moviegoer serius. Namun untuk pecinta film aksi atau video game-nya sekali pun film ini sudah tidak menghibur karena tak ada lagi motif selain hanya survival. There’s nothing left to tell.. Konon film ini masih akan dibuat satu lagi sekuel penutupnya jika film ini sukses. Does anybody give a damn? (D)
PENILAIAN KAMI
overall
20 %
Artikel SebelumnyaThe Bourne Legacy
Artikel BerikutnyaPremium Rush
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

1 TANGGAPAN

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.