Resident Evil: The Final Chapter (2016)

107 min|Action, Horror, Sci-Fi|27 Jan 2017
5.5Rating: 5.5 / 10 from 98,455 usersMetascore: 49
Alice returns to where the nightmare began: The Hive in Raccoon City, where the Umbrella Corporation is gathering its forces for a final strike against the only remaining survivors of the apocalypse.

Franchise adaptasi video game populer yang melelahkan kini merilis seri keenamnya, Resident Evil: The Final Chapter, yang konon digadangkan sebagai seri terakhir. Seri ini diawali Resident Evil (2002) dan seri kelimanya, Resident Evil: Retribution (2012), rilis sekitar lima tahun lalu. Milla Jovovich masih bermain sebagai Alice dan beberapa nama lama juga muncul kembali, seperti Ian Glenn, Ali Larter, dan Shawn Roberts. Sineas spesialis seri ini, Paul W.S. Anderson menggarap sejak seri pertama, keempat, kelima, dan kini keenam.

Kisahnya mengambil cerita apa yang tersisa dari seri kelima. Dikisahkan Alice selamat dari serangan Zombie besar-besaran di White House dan menemukan fakta baru jika sebuah antivirus ternyata ada dan mampu mengakhiri semua masalah ini. Problemnya serum antivirus ini terdapat di Racoon City dan tersimpan di fasilitas bawah tanah milik Umbrella Corps tempat dimana segalanya bermula (seri pertama). Alice harus mendapatkan serum tersebut sebelum segalanya terlambat.

Sebuah seri yang sangat melelahkan. Pembuat film sepertinya juga menyadari ini hingga harus membuat opening montage yang menggambarkan rangkuman seri keseluruhan serta penjelasan kecil bagaimana bencana ini bisa terjadi (saya pikir ini bisa menjadi spin off yang menarik). Kisah berikutnya sudah tidak sulit diprediksi. Aksi demi aksi brutal yang berisik dan melelahkan berjalan terus dan terus tanpa ada jeda sedikitpun. Baru kali ini rasanya seumur-umur melihat film aksi nyaris tanpa jeda sedikitpun. Aksi-aksinya pun nyaris tak ada yang baru hanya repetitif seperti seri-seri sebelumnya. Sebuah perjalanan panjang yang sangat melelahkan.

Baca Juga  There’s Something Wrong with the Children

Tak ada cerita disini hanya aksi dan semoga ini menjadi seri final seperti judulnya. Saya melihat potensi cerita dan aksi yang menarik sebenarnya jika mau dieksplor lebih jauh. Bicara soal pemain, berbeda dengan Kate Beckinsale yang tampak sudah terlalu tua dan lelah dalam seri Underworld, Milla Jovovich masih terlihat segar dan enerjik walau tidak seperti 15 tahun lalu. Sementara bicara soal box-office, bagaimanapun juga total bujet US $290 juta untuk enam seri dengan raihan lebih dari US $900 juta bukan hal yang buruk. Bahkan boleh dibilang istimewa untuk film aksi sekelas ini. Sekuel? Jika seri ini masih laris bisa dijamin pasti ada.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
40 %
Artikel SebelumnyaLa La Land Raih 14 Nominasi Oscar!
Artikel BerikutnyaMonster Trucks
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.