Aktor Chris Pine belum lama bermain dalam film aksi thriller The Contractor, seminggu kemudian ia merilis satu filmnya lagi, All the Old Knives. Film thriller spionase ini diarahkan oleh sineas Denmark, Janus Mets Pedersen. Pine kini didampingi oleh nama-nama senior, seperti Thandiwe Newton, Laurence Fishburn, dan Jonathan Pryce. Film ini diadaptasi dari novel bertitel sama karya Olen Steinhauer yang uniknya dia juga menulis naskah film ini. Sudah lama kita tidak menonton thriller spionase yang berkualitas, apakah film ini bisa menjawabnya?
Teroris mengambil-alih penerbangan nomor 127 maskapai Turkey Airlines di bandara Vienna, Austria. Kantor CIA Vienna pun panik karena kecolongan dan mencoba mencari solusi cepat untuk menyelesaikan masalah sebelum korban berjatuhan. Pimpinan CIA Vienna, Vick (Fishburne) mengerahkan semua agen tangguhnya, termasuk Henry (Pine) dan Celia (Newton) untuk menghubungi kontak mereka untuk mencari tahu apa yang diinginkan para pembajak. Namun, mereka pun gagal, semua awak dan penumpang termasuk para pembajak tewas sebelum otoritas beraksi. Delapan tahun kemudian, kasus ini dibuka kembali dan CIA menduga ada orang dalam yang membocorkan informasi ke para pembajak. Vick pun mengutus Henry untuk menginterogasi para terduga kuat, yakni Celia dan bosnya, Bill (Pryce).
Kekuatan dan kelemahan filmnya terdapat pada naskahnya. Latar waktu plot sesungguhnya ada di masa lalu (peristiwa pembajakan) sehingga dominasi penggunaan kilas-balik pun tak terhindarkan. Dengan efektif (bahkan cerdas, kalau saya bilang), kisahnya bertutur bolak-balik, masa kini – masa lalu, dan kadang pun, kilas-balik pada kilas balik pun digunakan. Rumit? Ya, jika tidak cermat sedikit saja, tamat sudah. Informasi lewat sedikit saja, kita bakal kehilangan pegangan cerita, dan kita tak tahu mana yang penting dan mana yang tidak. Jika kamu cermat, kamu bakal menikmati karena alur plotnya mampu menjaga sisi misteri dan intensitasnya secara konsisten. Namun lazimnya, plot rumit semacam ini berakhir sangat sederhana. Bagi penikmat film yang cermat, rasanya tak sulit menebak plotnya bakal mengarah ke mana. Ini memang menjadi bumerang untuk filmnya. Tampak sekali, cerita novelnya jauh lebih kompleks dari naskah filmnya.
All the Old Knives menyajikan tipikal thriller spionase melalui cara bertutur unik dengan segala kerumitan plotnya. Secara teknis, satu pun aspeknya tidak ada yang miss. Baik setting, sinematografi, musik termasuk empat kasting utamanya bermain pada level mereka. Lalu tentu saja, sisi editing yang menyajikan potong silang adegan dengan demikian masif mampu tersusun dengan apik. Dengan kisah yang ditawarkan, dua-tiga dekade lalu, film ini bisa jadi terasa sangat istimewa, namun sekarang, tayangan macam ini sudah biasa muncul di serial televisi. Untuk penikmat film serius, film ini adalah tontonan wajib. Jika kamu mencari aksi, lewatkan saja.
tonton saya semalam sehabis tarawih.. karena nonton sambil main hape.. saya jadi ga ngeh dengan alur nya, mau nonton lg mata sudah capek..