Coming 2 America adalah sekuel dari film laris Coming to America (1988) yang diproduksi setelah lebih dari 30 tahun. Dengan disutradarai oleh Craig Brewer, film ini masih dibintangi sebagian besar kasting lamanya, yakni Eddie Murphy, Arsenio Hall, Shari Headley, James Earl Jones, serta pendatang baru aktor senior Wesley Snipes dan Jermaine Fowler. Setelah sekian lama, apakah penonton saat ini benar-benar memerlukan sekuelnya?
Alkisah pangeran Akeem (Murphy), penurun tahta kerajaan Zamunda mendapat tekanan dari sang ayah untuk mencari suksesornya. Tekanan pun datang dari Jendral Izzi (Snipes) yang mengincar tahta Akeem jika ia tidak segera menemukan putra laki-laki pewaris tahta. Usut punya usut, ternyata Akeem memiliki seorang putra hasil peranakaan seorang perempuan muda sewaktu ia berada di Queen, sebelum ia bertemu dengan calon istrinya, Lisa. Bersama asisten setianya, Semmi, mereka pun berangkat ke AS. Putra yang mereka cari, akhirnya bisa mereka temui, hanya saja untuk bisa menjadi seorang pangeran ia harus melalui beberapa test yang berat.
Apakah penonton benar-benar memerlukan sekuel ini? Bagi saya sama sekali tidak. Film ini mencoba berkompromi dengan generasi masa kini dengan harapan pula fans lamanya masih tertarik untuk menonton. Situasi pandemi tentu kini memberi penyesalan besar bagi para produsernya. Seberapa burukkah? Selain cerita yang predictable, buruk sih tidak, khususnya bagi fans Murphy, film ini masih memiliki sentuhan komedi unik yang menjadi gaya sang bintang. Hal yang mengesankan adalah peran multi karakter, di mana Murphy bermain dalam banyak peran dalam film ini. Murphy setidaknya bermain dalam 4 peran lain yang jika jeli bisa mudah kita kenali. Arsenio Hall pun bahkan bermain dalam 5 karakter lainnya yang tak mudah kita kenali sosoknya. Walau trik visualnya kini tak sekonyol dan seheboh The Nutty Proffesor, namun ini cukup memberi sisipan komedi yang berkelas yang jarang kita temui dalam film masa kini.
Coming 2 America adalah sekuel yang mencoba berdamai dengan era milinieal dan hasilnya sesuai ekspektasi. Komparasi dengan film aslinya tentu tak terhindarkan. Apa yang membuat film aslinya begitu baik adalah adanya plot roman yang solid dan manis, serta sisi komedi konyol melalui performa enerjik Murphy dan segenap kastingnya. Film aslinya juga tercatat sebagai film komedi romantis kulit hitam yang sukses luar biasa pada masanya. Sesuatu yang sekuelnya berada di jauh bayang-bayang film aslinya.
Stay safe and Healthy.