Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire (2019)
109 min|Animation, Action, Adventure|12 Apr 2019
6.3Rating: 6.3 / 10 from 1,922 usersMetascore: N/A
After being recovered from a pirate ship sunk in the nineteenth century off the coast of Singapore.

Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire adalah film ke-23 dari seri Case Closed yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Gosho Aoyama. Detective Conan kali ini disutradari oleh Tomoka Nagaoka serta dibintangi oleh para Seiyuu kenamaan (sebutan untuk para pengisi suara di Jepang), seperti Minami Takayama, Wakana Yamazaki, Rikiya Koyama, Kappei Yamaguchi, Naoko Matsui, Nobuyuki Hiyama, Ikusaburo Yamazaki, dan Yuki Kaji.  Mengikuti jejak film Detective Conan: Zero the Enforcer yang dirilis tahun 2018, film ini tercatat sebagai film terlaris kedua franchise Conan yang mampu meraup total pendapatan lebih dari USD 82 juta di Asia.

Alkisah Conan Edogawa alias Shinichi Kudo ingin sekali pergi ke Singapura dalam rangka menonton pertandingan karate yang diikuti oleh rekannya, Makoto Kyogoku. Namun, yang menjadi masalah adalah kondisi tubuhnya yang saat ini mengecil. Menyamar menjadi Conan tidak memungkinkan untuk ia bisa pergi ke luar negeri. Ai Haibara pun menolak untuk memberikan serum yang bisa membuat tubuh Conan kembali normal. Merasa putus asa, akhirnya Conan memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Namun, di tengah jalan ia diculik oleh seseorang, dan ketika sadar, dirinya ternyata ia berada di Singapura. Pelakunya ternyata adalah Kaito Kid yang menyamar menjadi Shinichi, dan kali ini Conan juga harus ikut menyamar untuk memecahkan kasus misteri yang terjadi di sana.

Umumnya, ada dua tipe kasus dalam cerita Detective Conan, pertama adalah kasus kriminal yang pelakunya sama sekali belum diketahui penonton (penceritaan terbatas). Satu lagi, pelaku yang sudah diketahui oleh penonton namun tidak demikian para tokohnya (penceritaan tidak terbatas). Kali ini, cerita mengambil tipe kasus kedua. Hal ini bukan berarti penonton langsung bisa menebak ending kisahnya. Munculnya plot twist, membuat cerita berjalan ke arah yang tidak diduga sebelumnya. Kisah film ini menjadi semakin menarik ketika Conan dihadapkan pada situasi sulit, memilih untuk mengungkap kasus pembunuhan atau menggagalkan tindak pencurian.

Baca Juga  Mr Zoo: The Missing VIP

Bagi yang tidak familiar dengan serinya, penonton akan sulit untuk memahami beberapa kilas-balik dan penokohan karakternya. Meski dalam cerita kali ini, sang kreator sudah memberi satu segmen singkat yang membahas background tiap karakter utamanya. Namun, tentu hal ini tidak menjadi masalah karena tidak mengganggu keseluruhan jalannya cerita. Memang ada baiknya jika ingin menonton film ini, sebelumnya sudah akrab dengan seri dan film-film panjangnya.

Dalam kasus-kasus cerita serial atau film panjangnya, seringkali sang penulis memadukan logika cerita dengan aksi sedikit berlebihan yang kadang membuat sedikit melenceng dari konteks logika dan akal sehat alur kisahnya. Seperti dalam film ini, ketika SkyPark yang berbentuk seperti kapal, meluncur dari atas Marina Bay Sands dengan ketinggian 200 meter ke arah Teluk Marina dengan kondisi tetap utuh, tidak patah maupun ada kerusakan berarti di badan kapal bahkan masih bisa mengapung di atas air.

Satu hal yang bisa jadi menjadi alasan mengapa film ini begitu laris di Jepang adalah munculnya sosok Kaito Kid yang kali ini bekerja sama dengan Conan untuk menyelidiki kasus. Tak seperti Conan yang selalu ada dalam cerita serialnya, sosok Kaito Kid memiliki keunikan tersendiri dengan sosoknya yang misterius dan tak memiliki banyak cerita dalam serialnya. Selain itu pula yang menarik, film ini juga mengeksplorasi wilayah Singapura dalam bentuk animasi dengan balutan kasus misteri. Satu hal yang pasti, film ini sangat menghibur terutama bagi para penggemar setia serinya.

 

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaDilarang Menyanyi di Kamar Mandi
Artikel BerikutnyaKoboy Kampus
Luluk Ulhasanah atau lebih akrab dipanggil EL, lahir di Temanggung 6 September 1996. Sejak kecil hobi menonton film dan menulis. Minatnya pada film membuat ia bergabung dengan Komunitas Film Montase sejak tahun 2016 dan mulai beberapa kali terlibat produksi film pendek, dan aktif menulis review film, khususnya rubrik film Asia. Pada bulan Desember 2017, ia menjadi juri mahasiswa dalam ajang festival film internasional, Jogja Asian Film Festival (JAFF Netpac) 2017. Ia juga salah satu penyusun dan penulis buku 30 Film Indonesia Terlaris 2002-2018.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.