Kisah klasik Doctor Dolittle adaptasi buku karya Hugh Lofting, kini kembali dibuat filmnya yang digarap oleh Stephen Gaghan. Pada tahun 1998, filmnya pernah dibuat (Dr. Dolittle) dengan bintang Eddie Murphy yang kisahnya lepas dari novelnya. Kini, film terbarunya, Dolittle, dibintangi aktor kondang Robert Downey Jr., Michael Sheen, Antonio Banderas, serta didukung nama-nama besar sebagai pengisi suara binatang, antara lain Emma Thompson, Tom Holland, Rami Malek, John Cena, Kumal Nanjiani, Ralph Fiennes, Olivia Spencer, Marion Cotillard, serta Selena Gomez. Lantas mampukah Dolittle punya kualitas sebesar nama-nama para pemerannya?
Dolittle adalah dokter hewan yang memiliki kelebihan berbicara dengan binatang. Sepeninggal sang istri, Dolittle seperti kehilangan gairah hidup. Ia mengasingkan diri di dalam istananya tanpa mau lagi membuka praktek bagi binatang-binatang yang sakit. Suatu ketika, sang ratu sakit keras, dan kerajaan Inggris memanggil Dolittle untuk mengobatinya. Diagnosa mengharuskan Dollitle dan rekan-rekan binatangnya untuk mencari buah ajaib yang ada di sebuah pulau misterius jauh di lautan. Petualangan pun dimulai.
Konon, film ini lebih loyal pada bukunya ketimbang versi Eddie Murphy yang hanya mencaplok sosoknya saja. Saya memang tak pernah membaca bukunya tapi dari apa yang disajikan, semuanya ambyar. Semua serba cepat dan memaksa. Alur plotnya seperti tak sabar untuk menampilkan adegan aksi demi aksi dengan tidak menekankan pada substansi cerita yang mengindahkan logika penceritaannya sendiri. Banyak hal yang hilang dan terlewat, serba tak berproses. Adegan seringkali melompat jauh, misal dari aksi bahaya mendadak dalam situasi yang nyaman. Sebenarnya ini tidak mengapa, namun karena terlalu sering, mood menjadi hilang dan kita tidak mampu larut ke dalam kisahnya.
Satu hal yang menjadi daya tarik, tentu adalah sang bintang utama. Setelah sang aktor sukses berperan menjadi sosok superhero ikonik Marvel, kini ia harus berperan dalam karakter yang sama sekali berbeda. Sukseskah aktingnya? Bagi saya sangat menggelikan. Downey berusaha keras menjauh dari sosok Tony Stark, namun uniknya, ia justru mendekat ke sosok Capt. Jack Sparrow (Johnny Depp). Dengan aksen Inggris yang tanggung, dan gesturnya, sosoknya malah ada di tengah-tengah antara Tony Stark dan Jack Sparrow, bisa terbayang? Saya tidak tahu persis apakah sosok asli di bukunya memang seperti ini tapi seolah ada yang hilang dari karakter Dolittle.
Di luar pencapaian visual yang menawan dan sisi humornya, Dolittle terjebak dalam plotnya yang lemah, memaksa, dan absurd. Ini mungkin tak masalah untuk target penontonnya serta fans sang aktor bintang, namun jelas bukan untuk penikmat film reguler. Ini mungkin juga menjawab mengapa film ini tidak diputar di bioskop terbesar di kota Jogja. Magnet terbesar Dolittle adalah sang bintang, namun dengan performanya justru menjadi bumerang untuk filmnya. Jika sukses komersial, tentu sekuelnya bakal diproduksi, namun sepertinya film ini bakal jauh dari harapan. Â Â
Bioskop terbesar di Yogyakarta itu yang dimaksud mana? Dolittle diputar di Empire XXI.