Persaingan ketat dalam industri perfilman di Korea Selatan mulai memanas semenjak beberapa film produksi negara gingseng ini mampu mendapat apresiasi dalam banyak festival film bergengsi. Tak heran jika melihat bagaimana pemerintah Korea Selatan sendiri sangat mendukung industri film yang tentunya mampu mendongkrak perekonomian negara. Kini, makin banyak film Korea Selatan yang diproduksi dan mulai didistribusikan ke negara-negara Asia hingga ke benua lainnya. Exit adalah salah satu contoh dari gelombang besar dari industri film Korea.
Exit bercerita tentang Yong-nam (Jo Jung-suk) seorang pengangguran yang memiliki hobi panjat tebing. Yong-nam diam-diam menyukai seorang gadis bernama Eui-ju yang memiliki hobi sama. Ketika ulang tahun ibunya yang ke-70, keluarga Yong-nam mengadakan acara di sebuah hotel bernama Dream Garden, tempat di mana Eui-ju (Im Yoon-ah) bekerja. Namun, selepas usai acara, terjadi sebuah bencana besar ketika asap beracun menyebar ke seluruh penjuru kota dan membuat semua orang terjebak di dalam gedung. Tak ada jalan lain, Yong-nam dibantu Eui-Ju, terpaksa menggunakan skill panjat tebingnya untuk menyelamatkan semua orang.
Film ini merupakan film aksi komedi yang rilis pada 31 Juli 2019 lalu di negara asalnya. Film ini disutradarai oleh Lee Sang-geun dan diperankan oleh Jo Jung-suk dan Im Yoon-ah (Yoona SNSD). Film ini rilis bersamaan dengan The Divine Fury dan berhasil mendominasi puncak box office di negaranya.
Seperti judulnya, plot kisahnya pun sederhana. Berkisah bagaimana mereka bisa bertahan hidup dengan menjauh dari asap beracun. Lagi-lagi, film produksi Korea mampu membuat film aksi bencana yang selevel dengan film Hollywood. Memang tak banyak efek hingar bingar yang menyertai aksi para tokohnya, namun tetap saja mampu meningkatkan intensitas ketegangan penonton dengan aksi-aksi gila panjat tebing, ditambah sisipan komedi yang dijamin mampu mengocok perut.
Di luar aksi-aksinya yang gila, kunci kekuatan film ini terdapat pada dua tokoh utamanya yang mampu mempermainkan emosi penonton. Chemistry keduanya sangat klop dan mampu membuat filmnya lebih berwarna. Keduanya mau tidak mau, harus bekerja sama demi bisa keluar dari bencana, dan momen-momen konyol keduanya di tengah bahaya besar kadang mampu melunturkan ketegangan dalam sekejap mata.
Aksinya yang tak kalah dengan garapan produk Hollywood hingga pemilihan cast yang mampu menghidupkan filmnya tentu menjadi poin plus tersendiri. Selain menghibur dari segi aksinya, komedi serta sisi drama sepanjang kisahnya mampu membuat emosi penonton naik turun. Interaksi kedua tokoh utamanya pun mampu membuat penonton gemas dengan sendirinya, terlebih ketika ending yang ditutup dengan manis oleh keduanya.
Tak heran jika film ini mampu meraih hingga USD 54 juta. Entah itu karena murni penonton yang ingin menonton filmnya, atau para fans yang ingin menonton aksi dari idola mereka, Yoona, yang memiliki fanbase besar di negara asalnya. Dengan pencapaian teknis seperti ini, tinggal menunggu waktu industri film Korea Selatan akan mampu mengimbangi perfilman Hollywood. Perkembangan genre yang semakin variatif juga menambah daftar penonton dari berbagai kalangan maupun umur. Satu hal yang saat ini sulit untuk ditemui di industri perfilman kita yang saat ini masih setia dengan genre populer, seperti roman, komedi, dan horor saja.