Extraction (2020)
116 min|Action, Thriller|24 Apr 2020
6.8Rating: 6.8 / 10 from 254,410 usersMetascore: 56
Tyler Rake, a fearless black market mercenary, embarks on the most deadly extraction of his career when he's enlisted to rescue the kidnapped son of an imprisoned international crime lord.

Extraction adalah film aksi-thriller debut sang sineas Sam Hargrave yang dirilis oleh Netflix. Hargrave adalah koordinator stuntman untuk film superhero laris, Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame arahan Joe dan Anthony Russo. Russo bersaudara pula yang memproduseri film ini dengan naskah yang ditulis Joe. Naskahnya diadaptasi dari komik berjudul Ciudad karya Andre Parks. Russo Bersaudara juga membawa kolaboratornya, aktor bintang Chris Hemsworth, serta beberapa pemain tenar, seperti Golshifteh Farahani, David Harbour, hingga belasan aktor lokal. Kolaborasi keempat orang ini, menghasilkan sebuah film aksi luar biasa yang dijamin bakal 100% memuaskan penikmat genrenya.

Plotnya sederhana saja. Ovi, putra gembong kriminal besar di Mumbai (India) diculik oleh rivalnya, gembong kriminal di Dhaka (Bangladesh). Tujuannya adalah untuk meminta tebusan uang. Pihak Mumbai mengontrak satu tim tentara bayaran yang dipimpin Tyler Reke (Hemsworth) untuk mengambil Ovi. Misi yang sederhana, berubah menjadi situasi yang kacau balau ketika pihak ketiga juga menginginkan Ovi. Seorang diri, Tyler dengan segenap kemampuannya harus menghadapi gangster, polisi, militer, serta pihak lain, untuk melindungi sang bocah.

Oh my oh my. Bisa jadi ini adalah film laga dengan adegan aksi paling gila yang pernah saya tonton. Jika dihitung, mungkin ratusan kantong mayat dibutuhkan untuk membungkus para korban yang tewas. Film ini adalah semuanya tentang aksi dan tidak ada lainnya. Satu segmen aksi di perpindahan babak kedua, tercatat adalah salah satu sekuen aksi terbaik yang pernah saya tonton dengan satu rangkaian shot “tak terputus (real time)”. Ketrampilan sang sineas dalam menyajikan adegan aksi yang seolah begitu nyata ini sungguh patut diacungi jempol. Pokoknya edan!

Baca Juga  The Last Witch Hunter

Adegan aksi panjang ini setidaknya berdurasi belasan menit yang diakhiri dengan “big-bang”. Kamera bisa bergerak demikian dinamisnya ketika adegan kejar mengejar mobil yang berpindah dari satu obyek ke obyek lainnya. Mustahil, melakukan long take sepanjang ini (terdapat cut di banyak momen), namun satu rangkaian aksi ini tetap saja seolah mustahil untuk dilakukan. Kita layaknya menonton video game. Bahkan kamera pun ikut melompat ketika sang jagoan melompat dari satu gedung ke gedung lainnya. Edan. Film aksi-aksi hebat lainnya serasa inferior jika dibandingkan dengan satu sajian aksi ini. Nuansa dan pengaruh film aksi populer lainnya memang terasa kental, sebut saja The Raid, John Wick, bahkan hingga The Terminator. Extraction dengan gaya visualnya semakin mempertinggi standar film aksi.

Dengan alur cepat, nonstop aksi, kematangan teknis, serta kepiawaian sang sineas mengolah adegan aksi, Extraction sejauh ini adalah film aksi terbaik tahun ini. Setelah 21 Bridges, Russo Bersaudara seakan ingin melepaskan semua emosinya setelah sukses luar biasa dengan film-film Marvel. Mereka, kini punya modal kuat untuk membuat apa saja yang mereka mau. Kualitas cerita, jelas bukan target mereka, namun poin dari Extraction tidak seburuk yang kita bayangkan. Hubungan seorang ayah dan putranya menjadi tali pengikat filmnya. Walau tak banyak sisi dramatik, empati kita ada di sosok para ayah ini. Mereka jelas bukan sosok ayah yang ideal, namun pastinya adalah prajurit yang tangguh. Untuk Russo Bersaudara, saya menanti film mereka berikutnya dan berharap sebuah kejutan serupa.

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaFilm tentang Wabah – Rekomendasi Montasefilm.com
Artikel BerikutnyaExtraction – English
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.