Extraction adalah film aksi-thriller debut sang sineas Sam Hargrave yang dirilis oleh Netflix. Hargrave adalah koordinator stuntman untuk film superhero laris, Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame arahan Joe dan Anthony Russo. Russo bersaudara pula yang memproduseri film ini dengan naskah yang ditulis Joe. Naskahnya diadaptasi dari komik berjudul Ciudad karya Andre Parks. Russo Bersaudara juga membawa kolaboratornya, aktor bintang Chris Hemsworth, serta beberapa pemain tenar, seperti Golshifteh Farahani, David Harbour, hingga belasan aktor lokal. Kolaborasi keempat orang ini, menghasilkan sebuah film aksi luar biasa yang dijamin bakal 100% memuaskan penikmat genrenya.
Plotnya sederhana saja. Ovi, putra gembong kriminal besar di Mumbai (India) diculik oleh rivalnya, gembong kriminal di Dhaka (Bangladesh). Tujuannya adalah untuk meminta tebusan uang. Pihak Mumbai mengontrak satu tim tentara bayaran yang dipimpin Tyler Reke (Hemsworth) untuk mengambil Ovi. Misi yang sederhana, berubah menjadi situasi yang kacau balau ketika pihak ketiga juga menginginkan Ovi. Seorang diri, Tyler dengan segenap kemampuannya harus menghadapi gangster, polisi, militer, serta pihak lain, untuk melindungi sang bocah.
Oh my oh my. Bisa jadi ini adalah film laga dengan adegan aksi paling gila yang pernah saya tonton. Jika dihitung, mungkin ratusan kantong mayat dibutuhkan untuk membungkus para korban yang tewas. Film ini adalah semuanya tentang aksi dan tidak ada lainnya. Satu segmen aksi di perpindahan babak kedua, tercatat adalah salah satu sekuen aksi terbaik yang pernah saya tonton dengan satu rangkaian shot “tak terputus (real time)”. Ketrampilan sang sineas dalam menyajikan adegan aksi yang seolah begitu nyata ini sungguh patut diacungi jempol. Pokoknya edan!
Adegan aksi panjang ini setidaknya berdurasi belasan menit yang diakhiri dengan “big-bang”. Kamera bisa bergerak demikian dinamisnya ketika adegan kejar mengejar mobil yang berpindah dari satu obyek ke obyek lainnya. Mustahil, melakukan long take sepanjang ini (terdapat cut di banyak momen), namun satu rangkaian aksi ini tetap saja seolah mustahil untuk dilakukan. Kita layaknya menonton video game. Bahkan kamera pun ikut melompat ketika sang jagoan melompat dari satu gedung ke gedung lainnya. Edan. Film aksi-aksi hebat lainnya serasa inferior jika dibandingkan dengan satu sajian aksi ini. Nuansa dan pengaruh film aksi populer lainnya memang terasa kental, sebut saja The Raid, John Wick, bahkan hingga The Terminator. Extraction dengan gaya visualnya semakin mempertinggi standar film aksi.
Dengan alur cepat, nonstop aksi, kematangan teknis, serta kepiawaian sang sineas mengolah adegan aksi, Extraction sejauh ini adalah film aksi terbaik tahun ini. Setelah 21 Bridges, Russo Bersaudara seakan ingin melepaskan semua emosinya setelah sukses luar biasa dengan film-film Marvel. Mereka, kini punya modal kuat untuk membuat apa saja yang mereka mau. Kualitas cerita, jelas bukan target mereka, namun poin dari Extraction tidak seburuk yang kita bayangkan. Hubungan seorang ayah dan putranya menjadi tali pengikat filmnya. Walau tak banyak sisi dramatik, empati kita ada di sosok para ayah ini. Mereka jelas bukan sosok ayah yang ideal, namun pastinya adalah prajurit yang tangguh. Untuk Russo Bersaudara, saya menanti film mereka berikutnya dan berharap sebuah kejutan serupa.