I’m Your Woman adalah film drama kriminal unik arahan sineas perempuan Julia Hart. Film ini dibintangi oleh Rachel Brosnahan, Arinze Kene, Marsha Stephanie Blake, Bill Heck. Film berdurasi 2 jam ini dirilis oleh platform streaming  Prime Video milik Amazon Studio. Kisah film ini tergolong segar untuk genre kombinasi drama, kriminal, dan thriller.

Jean (Brosnahan) adalah istri dari Eddie, seorang pentolan gang kriminal besar di kotanya. Tanpa latar yang jelas, Eddie membawa seorang bayi untuk istrinya yang memang mendambakan momongan. Rasa terkejut dengan kehadiran sang bayi belum pupus, mendadak satu hal buruk pun terjadi. Eddie menghilang tanpa jejak dan semua orang pun mencarinya. Jean mau tak mau terkena dampaknya, hingga Cal, anak buah Eddie, melarikan dan menyembunyikan Jean dan sang bayi di lokasi yang aman. Jean yang selama ini tidak pernah hidup mandiri, harus menghadapi semua persoalan ini di tengah kebingungannya dalam situasi yang serba tak jelas, serta bahaya yang mengancam hidupnya.

Jarang sekali kita melihat sineas perempuan menggarap film thriller kriminal sejenis. Tampak sentuhan feminis dalam kisahnya yang hanya terfokus pada sosok Jean dengan segala kegelisahannya. Kita menonton seringkali gregetan melihat respon lamban dari sosok Jean yang serba panik berlebihan dalam merespon sesuatu. Perspektif pria dan perempuan tentu berbeda. Jika saja sineas pria yang menggarap, alurnya pasti sudah bertempo cepat, nonstop, dan langsung beraksi “dar dor”. Satu contoh adegan tak lazim tampak ketika Jean harus bersembunyi di bilik telepon dan di luar sana tembak-menembak terjadi dengan riuhnya. Ini bisa jadi bakal membuat frustasi penonton yang mengharap sajian adegan aksi karena fokus kamera hanya pada sosok Jean. Sangat mengesankan sekali.

Baca Juga  Slumberland

Kisahnya yang amat unik didukung kuat pula penampilan para kastingnya, khususnya Brosnahan dan Kene. Walau dikisahkan baru saja saling mengenal, namun mereka mampu menyajikan ikatan chemistry yang kuat dan natural di bawah tekanan situasi yang luar biasa. Naskah brilian yang ditulis sendiri oleh sang sineas pun memang turut mengambil peran besar di sini. Momen-momen kecil dengan sesekali pertanyaan “kepo” antara keduanya mampu memberikan sentuhan hangat dan manis di sela-sela kisahnya yang suram. Brosnahan memang adalah bintangnya. Nyaris sepanjang film kita hanya melihat ekspresi wajah sang aktris dengan sosoknya yang begitu rapuh, lelah, dan emosional sepanjang film, namun sekaligus mampu menjaga naluri keibuannya terhadap sang bayi. Sementara sosok Teri yang dimainkan Blake, juga mencuri perhatian dengan kharisma karakternya yang sekaligus merupakan twist di pertengahan kisahnya.

I’m Your Woman adalah sebuah drama kriminal berperspektif unik dengan sentuhan unik sang sineas serta dukungan setting 1970-an dan penampilan para kasting utamanya yang menawan. Sentuhan noir dan nuansa 1970-an memang terasa demikian kuat dalam semua pengadeganannya. Secara cerdas, kolaborasi penata artistik dan kamera mampu mengakali sudut-sudut ruang kota dan interior ruang yang mewakili masanya. Sebagai penutup, film bergenre yang identik dengan lelaki ini sejatinya adalah film tentang perempuan yang dikerjakan dengan sentuhan perempuan. Tercatat, I’m Your Woman adalah film kriminal paling feminis yang pernah saya tonton.

Stay safe and Healthy!

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaSafety
Artikel BerikutnyaSong Bird
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.