Monster Hunter (2020)
103 min|Action, Adventure, Fantasy|18 Dec 2020
5.2Rating: 5.2 / 10 from 65,940 usersMetascore: 47
When Cpt. Artemis and her loyal soldiers are transported to a new world, they engage in a desperate battle for survival against enormous enemies with incredible powers. Feature film based on the video game by Capcom.

Monster Hunter merupakan film aksi fantasi adaptasi game populer berjudul sama produksi Capcom. Film ini digarap sineas spesialis adaptasi game, Paul W. Arderson yang pernah menggarap film adaptasi Mortal Kombat, Alien vs Predator, Seri Resident Evil, Death Race, dan Death or Alive. Film berbujet USD 60 juta dibintangi aktis spesialis laga Milla Jovovich didampingi oleh Tony Jaa serta Ron Pearlman. Ini adalah untuk kesekian kalinya sang sineas berkolaborasi bersama Jovovich yang juga istrinya sendiri.

Dalam sebuah operasi militer di gurun, Kapten Natalie (Jovovich) dan timnya mengusut satu tim lain yang hilang tanpa bekas. Sebuah badai misterius mendadak muncul dan sang kapten bersama timnya terlempar jauh ke dimensi lain. Belum rasa terkejut hilang, satu monster raksasa menyerang mereka. Sang kapten bersama timnya berusaha sekuat tenaga untuk bisa bertahan hidup dan kembali ke dunia asal mereka.

Inti kisahnya sederhana sekali, hanya bertahan hidup. Bahkan dialognya jika digabung hanya belasan menit saja dari keseluruhan filmnya. Sang bintang, Jovovich, untuk kesekian kalinya menjadi perempuan tangguh pembunuh monster yang sudah ia akrabi sejak dua dekade lalu. Sosok sang kapten yang lebih manusiawi memang agak berbeda dengan perannya di seri Resident Evil yang dingin. Sosok Jovovich kini terlihat lebih menyenangkan untuk ditonton. Chemistry dengan partner barunya (Tony Jaa) secara sabar terjalin kuat walau tanpa dialog normal dengan beberapa kali sisipan humor yang memicu tawa penonton. Dua pertiga durasi filmnya memang lebih menghibur ketimbang segmen klimaks yang berjalan terasa cepat dan dipaksakan.

Baca Juga  Toy Story 3

Monster Hunter memberikan beberapa sekuen aksi dan efek visual mengesankan serta mampu memberikan hiburan yang seperti apa yang diharapkan penikmat genrenya. Dibandingkan seri Evil, Monster Hunter memiliki pencapaian CGI yang jauh lebih baik. Segmen aksinya pun tak buruk, walau banyak mengingatkan pada film B-Movies ikonik, Tremors (1990). Ending-nya jelas membuka peluang sekuelnya, sayangnya jika saja dalam situasi normal, film ini pasti sudah meraup ratusan juta dollar secara global. Beruntung kita masih bisa menyaksikannya di bioskop, walau saya sangat terganggu dengan volume suara yang terlampau keras hingga harus mengganjal kuping dengan tissue!

Stay safe and Healthy!

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaHorizon Line
Artikel BerikutnyaBlack Box
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.