Next Door Neighbor (2020)
130 min|Comedy, Drama|25 Nov 2020
6.2Rating: 6.2 / 10 from 346 usersMetascore: N/A
A leader of the opposition party in 1980s South Korea struggles to outwit the government who, unbeknownst to him, has placed a surveillance team in the house next door. Based on the life of Kim Dae-jung, the 8th President of South...

Next Door Neighboor / Best Friend adalah film komedi politik arahan sineas Lee Hwang-kyung yang lama vakum menggarap film sejak film laris, Miracle in Cell No.7 (2013). Film ini dibintangi sederetan nama populer, yakni Oh Dal-su, Jung Woo, Kim Hee Won, serta Lee Yoo-bi. Film bertema pengintaian (stake out) memang jarang sekali dibuat, terlebih film ini mampu memadukannya dengan nuansa politik yang kental.

Film berlatar tahun 1985 ini berkisah tentang seorang politikus sayap kiri bernama Eul-sik yang pulang dari pengasingannya di luar negeri. Baru tiba di bandara, sang politikus sudah disekap oleh pihak berwenang karena dianggap sebagai oposan yang berbahaya bagi pemerintahan sekarang. Akhirnya diputuskan sang politikus ditahan di rumahnya sendiri dan tinggal normal bersama keluarganya. Rumah tersebut dijaga ketat polisi dan disebelah rumah, kapten Dae-kwon dan dua rekannya menyadap semua perbincangan untuk mencari bukti keterlibatan Eul-sik dengan pihak komunis.

Film ini memiliki kombinasi tone yang unik antara sisi komedi, drama, dan politik. Separuh awal filmnya, sisi komedi lebih dominan, namun paruh berikutnya berubah kontras menjadi sisi drama dan politik serius. Perubahan tone yang tak lazim dalam kisah film. Tentu, sisi komedi lebih menghibur penonton dengan aksi dan polah konyol Dae-kwon dan dua rekannya. Dalam segmen ini, kisahnya menjadi lebih menarik ketika Dae-kwon dan Eul-sik secara tak sengaja saling mengenal dan menjalin relasi yang tak biasa. Kita tahu siapa Dae-kwon tapi Eul-sik dan keluarganya tidak, ini yang memicu banyak sisi komedi dalam kisahnya. Beberapa aksi komedinya memang terasa rada konyol dan dipaksakan, namun tetap saja mampu memicu tawa geli.

Baca Juga  Palmer

Segmen separuh akhir, benar-benar kontras 180 derajat. Tone filmnya berubah total menjadi drama serius yang beberapa kali mengumbar adegan aksi dan kekerasan. Satu hal yang menjadi pertanyaan besar, apakah semua kisah ini didasarkan kejadian nyata? Jika iya, ini adalah sebuah peristiwa yang luar biasa, sekalipun kita tahu, banyak momen didramatisir seperti adegan klimaks di penghujung film. Adegan penutup pun disajikan begitu manis dan menyentuh dengan pesan kuat tentang persahabatan dan perdamaian.

Next Door Neighboor mampu memadukan sisi komedi, drama, dan politik melalui kisah yang unik, plus tema yang masih relevan hingga sekarang. Kisah film ini sedikit banyak mengingatkan pada film Jerman peraih Piala Oscar, The Lives of Others (2006). Sekalipun genrenya berbeda, namun keduanya mampu menyampaikan pesannya dengan amat menyentuh. Bagaimana rasa simpati bisa berubah menjadi rasa empati yang mampu menggugah dan mengubah dunia.

Stay safe and Healthy!

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaShadow in the Cloud
Artikel BerikutnyaMinari
His hobby has been watching films since childhood, and he studied film theory and history autodidactically after graduating from architectural studies. He started writing articles and reviewing films in 2006. Due to his experience, the author was drawn to become a teaching staff at the private Television and Film Academy in Yogyakarta, where he taught Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory from 2003 to 2019. His debut film book, "Understanding Film," was published in 2008, which divides film art into narrative and cinematic elements. The second edition of the book, "Understanding Film," was published in 2018. This book has become a favorite reference for film and communication academics throughout Indonesia. He was also involved in writing the Montase Film Bulletin Compilation Book Vol. 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Additionally, he authored the "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). Until now, he continues to write reviews of the latest films at montasefilm.com and is actively involved in all film productions at the Montase Film Community. His short films have received high appreciation at many festivals, both local and international. Recently, his writing was included in the shortlist (top 15) of Best Film Criticism at the 2022 Indonesian Film Festival. From 2022 until now, he has also been a practitioner-lecturer for the Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts in the Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.