Palmer (2021)
110 min|Drama|29 Jan 2021
7.3Rating: 7.3 / 10 from 46,780 usersMetascore: 53
An ex-convict strikes up a friendship with a boy from a troubled home.

Palmer adalah film drama arahan Fisher Stevens yang didistribusikan oleh Apple TV+. Film berbujet USD 6,7 juta ini dibintangi oleh Justin Timberlake, Ryder Allen, Alisha Wainwright, June Squibb, dan Juno Temple. Mantan napi yang mencoba kembali ke kampung halamannya dan berdamai dengan dirinya bukanlah tema yang baru untuk genrenya. Palmer mencoba mengusungnya dengan tambahan topik yang sensitif.

Palmer (Timberlake) telah menyelesaikan masa tahanan 12 tahun akibat kesalahan masa lalunya. Kembali ke kampung halaman, ia berhadapan dengan warga kota yang kini sulit menerimanya. Sekali pun ia akhirnya mendapat pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih di sekolah. Di saat bersamaan, ia tinggal bersama neneknya serta Sam (Allen), bocah cilik tetangga sebelah yang kerap diabaikan oleh ibunya. Sam memiliki kebiasaan aneh, yakni menyukai hal-hal yang disukai bocah perempuan, seperti bermain boneka, merias wajah, tarian Cheerleader, hingga berdandan pakaian seperti perempuan. Palmer dan Sam pun akhirnya dipaksa situasi untuk menjalin hubungan aneh, layaknya ayah dan putranya.

Memang kisah antara “Ayah dan putra/inya” sudah umum kita lihat dalam film, dari sosok bintang besar macam Arnold Scwharzenegeer, Bruce willis, Jason Statham, hingga The Rock. Sosok tokoh yang diperankan Timberlake pun tak jauh dari tipikal ini. Dua sosok yang sangat kontras dibenturkan dalam situasi yang tak biasa, hasilnya tentu adalah chemistry yang unik di antara keduanya.

Arah plotnya yang tak sulit diantisipasi memang tidak terelakkan. Hanya saja isu LGBTQ di dalamnya, khususnya perilaku sang bocah adalah sesuatu yang segar di sini. Nuansa intoleransi terasa kuat dalam plotnya dan sosok Palmer adalah tokoh yang sempurna untuk menyeimbangkannya. Hal ini didukung penampilan kuat dari Timberlake (Palmer) dan Allen (Sam). Timberlake yang semakin matang berakting mampu bermain lugas sebagai Palmer yang kalem walau hatinya terus bergejolak. Adalah Ryder Allen yang bermain istimewa sebagai sang bocah yang punya kebiasaan tak biasa. Sosok Sam yang cerdas dan lugu mampu diperankan secara luwes oleh sang bintang cilik ini. Chemistry kedua tokoh inilah yang mampu memikat dan menyentuh kita sepanjang filmnya.

Baca Juga  Madagascar 2: Escape 2 Africa

Melalui chemistry dan penampilan dua kasting utamanya, Justin Timberlake dan khususnya si cilik, Ryder Allen, Palmer menyajikan sesuatu yang tak biasa dari plot yang sudah jamak untuk genrenya. Film ini juga menggambarkan kekerasan dalam rumah tangga yang dampaknya berujung pada mental sang anak. Entah apakah film ini ingin menggambarkan latar belakang ini atau mengusung tema kebebasan? Walaupun sisi manusiawinya punya jawaban yang absolut.

Stay safe and Healthy!

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaBoss Level
Artikel BerikutnyaBelow Zero
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.