The Climb adalah film drama komedi yang ditulis, diarahkan, diproduseri, serta dibintangi oleh Michael Angelo Covino. Sang partner Kyle Marvin juga turut menulis, memproduseri, dan membintangi filmnya dengan masing-masing menggunakan nama asli mereka dalam cerita film ini. Uniknya pula, film ini diadaptasi film-film pendek karya Covino dan Marvin yang mengisahkan perjalanan hidup dan pertemanan mereka. Filmnya pun layaknya film pendek yang terbagi menjadi tujuh segmen.
Mike (Covino) adalah sahabat Kyle (Marvin) sejak kecil. Namun, sepanjang hidup mereka, Mike selalu merusak dan menganggu kehidupan Kyle dari hubungan asmara, keluarga, keseharian, hingga pernikahan. Tapi entah mengapa, Kyle selalu tak bisa lepas dari Mike.
Rasanya sudah lama, sejak sebuah film mampu menyajikan kisah dengan kemasan cerita dan estetik yang begini unik. Kisahnya yang tersegmen menjadi tujuh bagian masing-masing bercerita tentang satu momen penting dalam kehidupan Mike dan Kyle. Rentang waktunya pun bervariasi dan kadang pula disisipi segmen musikal. Iya musikal! Satu hal yang menarik melalui pembabakan ini, kita disuguhi “surut” (bukan pasang-surut) kehidupan mereka berdua karena semua momennya adalah di mana persahabatan Mike dan Kyle dalam situasi terburuk. Jika Mike dan Kyle bertemu, segalanya adalah bencana atau memalukan bagi mereka dan pula orang di sekitar mereka. Semua kisahnya terlihat personal yang bisa jadi adalah buah pengalaman pribadi Covino dan Marvin sendiri. Jika tidak, rasanya tak akan mampu sekonyol ini. Tak pernah dalam medium film menyajikan hubungan persahabatan sedekat sekaligus se-“toxic” ini.
Pendekatan estetiknya adalah yang menjadi kekuatan lainnya. Semua segmennya didominasi teknik long take dengan ragam variasi teknik, durasi, dan motif. Segmen pertama misalnya, berupa following shot mengikuti perjalanan bersepeda mereka bedua ketika menaiki dan menuruni bukit. Satu shot panjang tak terputus bergerak dari satu ruang ke ruang lain, baik indoor maupun eksterior, disajikan demikian mengesankan dalam segmen malam natal. Satu titik lemah film ini karena mata kita terus menerus mengikuti shot yang tak terputus, rasa lelah mulai menghampiri sejak pertengahan kisah. Excited yes, but also exhausted.
Tak disangka melalui The Climb, genre komedi mampu demikian sinematik dengan struktur narasi unik dalam mengemas tema toxic relationship. Hubungan keduanya dalam satu titik juga membuat kita jenuh. Rasanya kita ingin berteriak, “tinggalkan dia Kyle!”. Namun, berjalannya kisah, kita pun menyadari bahwa Kyle ternyata begitu rapuh dan tak bisa hidup tanpa Mike karena hanya dia seorang yang memahami dirinya. Entah apa semua ini ada di kehidupan Corvino dan Marvin sesungguhnya tapi satu hal yang jelas mereka berdua adalah pembuat film yang bertalenta tinggi.
Stay safe and Healthy!