The Nest (2020)
107 min|Drama, Romance, Thriller|18 Sep 2020
6.3Rating: 6.3 / 10 from 19,010 usersMetascore: 80
Life for an entrepreneur and his American family begins to take a twisted turn after moving into an English country manor.

Pernahkah kalian menonton film horor tapi tanpa memperlihatkan sosok hantunya? Rasanya belum. Film horor memiliki satu tujuan, yakni mengusik rasa takut penonton melalui sosok-sosok seramnya. The Nest bisa jadi adalah salah satu film drama thriller yang paling mendekati ini. The Nest digarap dan ditulis oleh Sean Durkin. Film produksi BBC Film ini dibintangi oleh Jude Law, Carrie Coon, Charlie Shotwell, dan Oona Roche. Film ini diputar pertama kali di Sundance Film Festival pada awal tahun ini.

Rory dan Allison bersama dua putra-putri mereka, tinggal dan hidup nyaman di pinggiran wilayah Kota New York. Namun, Rory yang ambisius merasa karirnya tidak berkembang di sini hingga akhirnya ia kembali memaksa keluarganya untuk pindah ke London. Di sana, mereka tinggal di sebuah rumah besar tua di pinggiran wilayah Kota London. Segala sesuatu yang awalnya berjalan mulus secara perlahan mulai berubah ketika Rory termakan ambisinya sendiri. Jika ini plot film horor, pasti saya akan menulis kalimat akhir begini: Segala sesuatunya mulai berubah ketika sebuah kekuatan gelap di rumah tua tersebut mulai meneror mental para penghuni baru tersebut.

The Nest adalah sebuah film yang sangat menarik jika kita mampu melihatnya dari perpektif yang berbeda. Jika ditilik dari kisahnya, film ini nyaris berjalan gamblang dan rasanya hingga ending pun, tak sulit untuk melihat arah plotnya. Plot film ini adalah drama keluarga biasa dengan konflik rumah tangga pada umumnya. Tak ada muatan horor di alur kisahnya selain sentilan kecil di beberapa momen di akhir. Sang pembuat film bakal dengan mudah mengubah genre film ini melalui plot horor konvensional “rumah tua”. Tapi semuanya berjalan berbeda.

Baca Juga  The Martian

Film ini ibarat melihat film horor dari sisi yang berbeda. Kita tidak akan melihat para penghuninya diteror oleh suara-suara aneh, bayangan, sosok seram, atau lainnya. Namun, kita bisa melihat perubahan karakter dari masing-masing tokohnya di mana sisi negatif dan emosi mereka semakin menguat sejak mereka tinggal di rumah tua ini. Dengan berjalan sabar dan alami, plotnya memperlihatkan perubahan masing-masing karakternya hingga makin memuncak di penghujung film. Ibarat sang “penghuni rumah” tidak menghantui mereka secara fisik, namun secara mental. Ini sangat brilian! Sang sineas dengan cerdas memberi petunjuk melalui trik horor kecil pada segmen klimaks jika memang ada sesuatu yang aneh di rumah tua tersebut.

Jika kalian jeli, secara sinematik pun sang sineas dengan brilian menggambarkan perubahan ini dengan bahasa visual. Shot-shot close up, khususnya tampilan wajah, sering kali digunakan tidak hingga semakin lama makin menjauh berjalannya cerita. Shot Rory dan Allison di kamar tidur beberapa kali menggunakan sudut pengambilan yang sama tidak hingga menjauh dan menggunakan sudut yang berbeda di momen adegan menjelang segmen akhir. Setting dan properti berlatar era 1980-an yang meyakinkan juga amat mendukung kisahnya. Jika saja menggunakan musik dan efek suara horor, film ini bakal demikian mudahnya disebut film horor.

The Nest merupakan studi karakter dan genre menarik yang menyajikan sisi horor dari perpektif yang berbeda. Sama sekali tidak pernah terpikir jika sebuah film bisa memilah sekaligus mencampuradukkan unsur drama dan horor dengan sedemikian rupa. Ini membuktikan eksplorasi genre masih dimungkinkan untuk pengembangan yang tak terbatas. Pesan filmnya juga gamblang tapi saya ingin membaliknya sedikit, yakni bagaimana roh jahat mampu memakan jiwa yang ambisius untuk menjadi kerabat dekatnya. Ending-nya yang hangat menjawab semua dan sekaligus melengkapi lingkaran plot di awal yang menjadi premis kisahnya.

Stay safe and Healthy!

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaMore Than Family
Artikel BerikutnyaThe Midnigth Sky
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.